Negeri ini minimal memiliki 6 agama yang diakui pemerintah secara resmi. Banyak sekali khasanah spiritual dalam berbagai media komuni...
Negeri ini minimal memiliki 6 agama yang diakui pemerintah
secara resmi. Banyak sekali khasanah spiritual dalam berbagai media
komunikasi langsung dengan ruang publik. Melalui kegiatan sosial,
ceramah, dialog, dan berbagai peringatan hari besar keagamaan. Kekayaan
ilmu spiritual juga tampak dengan begitu mudahnya kita menemukan bahan
bacaan sebagai refensi bagi siapapun yang ingin menggali spiritualitas
secara lebih mendalam. Mulai dari tersedianya semua kitab suci agama
dan kitab pendampingnya, serta buku-buku religi, bacaan ringan,
makalah, artikel di media masa, majalah, tabloid, televisi, dan forum
diskusi. Sangat banyak!!
Tetapi mengapa negeri ini
memiliki “predikat” yang sangat fantastis bikin malu. Yakni negeri
paling korup, negeri penuh musibah dan bencana, termasuk negeri resiko
besar penyakit AIDS, bahkan pelaku peminum arak/minuman keras bir, topi
miring menjadi kebanggaan pemuda-pemudi generasi penerus bangsa, dan
juga negeri pembalakan liar (illegal logging), negeri tempat
berpestanya para penyeludup dalam negeri-luar negeri, bahkan sebagai
negeri konsumen sekaligus produsen narkoba yang melanda pejabat, artis
dan para pelajar.
Tidak cukup itu saja, negeri ini masih
mengkoleksi berbagai predikat sebagai negeri yang “indah” untuk dunia
perselingkuhan, pelecehan sexual, dan gudang segala bentuk permesuman.
Malah akhir-akhir ini mendapat stempel tambahan sebagai negeri pengirim
pembantu TKW, juga kaya akan terorisme, bangsa yang gampang terpancing
emosi, gampang diadu domba dan disulut api provokator asing dan dalam
negeri sendiri. Negeri yang penuh dengan intrik dan skandal politik,
tunggang menunggang, hingga negeri penuh suap, kolusi, dan nepotisme.
Membanggakan sekali ya.....? dan baru-baru ini yang paling menyedihkan
bentrokan sesama saudara sebangsa dan seagama. (Ahmadiyah, kasus
Temanggung dsbnya.....)
Mengapa bisa terjadi nasib
sedemikian tragis menimpa negeri ini ? Benarkah negeri ini sudah
menjadi tanah harapan para pemuja setan (nafsu) ? Benarkah tuduhan
bahwa negeri ini sarangnya para si kafir seperti sering dituduhkan itu ?
Tapi,
coba kita berfikir sederhana, sebelum mengambil kesimpulan tersebut.
Kafir menurut pengetahuan saya, adalah orang yang nggak punya agama
atau nggak percaya jika Tuhan itu ada, Masihkah ada orang yang tidak
percaya bahwa Tuhan itu ada, sekalipun manusia yang sangat jahat.
Kok
rasanya nggak ada ya.... ?
Apa masih ada orang jahiliyah sekarang ini..... ?
Karena
negeri ini sudah terlanjur kondang di seantero jagad dunia manusia
sebagai negeri yang agamis dan punya toleransi serta kerukunan beragama
yang sangat ideal. Bangga sekali saya dengan “mimpi” ini. Biarpun
kebanggaan ini merupakan sebuah perpustakaan mimpi.
Tapi
jangan-jangan yang membanggakanku tadi hanyalah fenomena paradoksal
bahwa masyarakat kita yang merasa ke-GR-an sudah berilmu pengetahuan
luas dan spiritual tinggi. Jangan-jangan malah tingkat spiritualnya
masih sebatas kulitnya saja... ?
Jika memang begitu adanya, berarti negeri ini mengalami peristiwa “spiritualis mati di lumbung ilmu spiritual”. “Pak profesor semaput kekenyangan makan buku“.
Jangan-jangan tokoh, pemimpin dan masyarakat kebanyakan berlomba
mengaku-ngaku, mengklaim, dan merasa “GR” ilmunya sudah mumpuni,
spiritualnya sudah tinggi dapat melihat Tuhan sehingga omongannya harus
dituruti, nasehatnya kudu didengar, perintahnya mampu mengubah nilai
haram-halal, kemurkaannya dapat membuat dan menentukan dosa-pahala bagi
orang lain, lalu merasa paling soleh, paling terpuji, paling baik,
paling bener. Karena itu orang yang tidak sejalan dengan nafsu
pikirannya, serta merta disumpah menjadi kafir.
Dugaanku
“prasangka buruk” ini tidak terlalu su’udhon (buruk), karena prasangka
tersebut mirip sekali dengan ciri khas orang bodoh, yang hanya
menguasai “KULIT“nya saja. Jika bener, pengetahuannya yang sebatas
KULIT itu bisa berbahaya sekali, karena potensial menimbulkan bentrokan
dan perpecahan bangsa. Kalau nggak salah, pengetahuan KULIT ini
kayaknya sepadan dengan pelajaran SD.
Nah…orang lupa atau
nggak menyadari diri, jika tugasnya masih harus melanjutkan “sekolah”
hingga setinggi-tingginya…! Bila hidup ini diumpamakan makan kelapa,
orang harus menuntaskan hingga tak bersisa. Makan Kupas kulitnya dulu,
lalu tempurungnya, nah dibalik tempurung itu ada daging kelapanya yang
gurih. Tapi jangan keenakan makan daging kelapa saja, tugas kita
adalah menuntaskan hingga minum air kelapanya. Air yang bening,
menyegarkan dahaga spiritual. Air yang universal, enggak mengharuskan
salah satu agama bahan pewarna dalam pencapaian spiritual, air universe
yang bening tapi memiliki rasa, yakni rasa kenikmatan dan anugrah
serta karunia Tuhan. Jangan-jangan air itu yang namanya hakekat.... ?
Mungkinkah..negeri ini penuh dengan orang yang mengalami semaput
akal-nuraninya karena kekenyangan makan kulit ? hemm.... kayaknya bisa
jadi....
KIRA-KIRA SALAH SIAPA.... ?
Kalau dilihat
dari gerak-geriknya kebanyakan orang sepertinya sedang mengalami
kebingungan pula, setiap mau menjelajah ke dalam ruang spiritual yang
lebih tinggi lagi, selalu ditakut-takuti..misalnya; Bahaya ! bisa
tersesat, bid’ah, syirik, dan musyrik.Padahal sudah sekian banyaknya
ilmu spiritual yg dibukukan, ditulis dalam makalah, naskah, forum
diskusi, tayang di internet..semua tinggal mencari guru/mursyid yang
telah teruji kealimannya dan soleh tidak terkontaminasi dengan dunia
syahwat...
Mungkin ketimbang mendapat resiko sesat, lalu
orang lebih memilih tetap stagnan, mandeg dalam kebodohan, tidak mau
mengambil hikmah, bahkan konon katanya ada hewan orang “hilang akal”
mengkritik negeri ini dibilangnya lebih menikmati ke-jahiliah-an
ketimbang harus mencoba dan berusaha menggapai spiritualitas yang lebih
baik. Nggak tahu lah saya juga salah satu di antara rakyat negeri
bingung yang sedang bingung. Tapi “khayalanku”, ada kesan bahwa orang
lebih baik jahiliah ketimbang sesat. Lebih menikmati kulitnya (sekalipun
mengandung kolesterol), ketimbang dagingnya (yang banyak mengandung
gizi). Waaduh..kalo gitu siap-siap saja, jika kita semua tidak segera
suntik vaksinasi, atau berobat, atau minum jamu dan makan makanan
bergizi tinggi, maka mengalami gizi (spiritual) yang buruk.
KOMENTAR