Foto:Tahun 92 RamahNUsantara, Gresik - Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, siap menampung 2 juta nahdliyyin. Tentu saja aparat p...
Foto:Tahun 92 |
RamahNUsantara, Gresik - Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, siap menampung 2 juta nahdliyyin. Tentu saja aparat pemerintah dibuat heboh dengan kegiatan yg dihelat oleh PBNU di bawah duet Kiai Ilyas dan Gus Dur itu. Betul, secara khusus gagasan ini dilontarkan oleh Gus Dur. Jumlah dua juta orang akan memecahkan rekor pengumpulan massa dalam sejarah Indonesia.
Apa tujuannya? Selain memperingati Harlah NU, juga untuk menyatakan "Kesetiaan kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945".
Inilah yg -sekali lagi- menunjukkan waskitanya Gus Dur. Kalau saja pemerintah saat itu sudah bisa menerawang masa depan, seperti hari2 ini, Rapat Akbar itu tentu akan didukung, bukannya dihalang2i. Aparat negara berjibaku menghalangi aliran massa dari berbagai daerah, terutama Jawa.
Pada akhirnya yg datang hanya sekitar 500.000. Soal jumlah massa besar di satu lokasi, tidak mudah dihitung karena tidak pakai karcis. Bahkan di masa sekarang yg sudah ada drone pun, soal jumlah ini selalu kontroversial. Tapi bagi kami yg ikut hadir di Senayan waktu itu, jumlahnya tetap 2 juta, karena sejumlah Kiai Sakti membawa tasbih yg setiap butirnya "mengandung" seratus jin.
Dan jika setiap jamaah yang berjumlah 500.000 ribu itu diikuti 4 khodam, maka jumlahnya akan genap 2 juta. Ngeyel boleh kan soal angka ini. (Senyum)
Di awal 90-an, ide Gus Dur ini jadi topik heboh nasional. Pancasila & UUD 1945 baik2 saja kok, masih menjadi bahan indoktrinasi melalui P4. BP-7 juga masih mapan, dan Gus Dur salah seorang manggala di dalamnya. Tapi itulah, Gus Dur sudah melihat tanda2 membahayakan bagi masa depan Indonesia.
Oleh sebab itu perlu satu pernyataan tegas bahwa warga nahdliyyin mengikrarkan kesetiaan pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Waktu itu belum muncul istilah 4 pilar.
Ikrar kesetiaan dibacakan oleh KH. Buchori Masruri, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah. Ayat Suci dibacakan oleh H. Muammar ZA. Lantunan Salawat Nabi dipimpin oleh Muchsin Alatas. Lalu tampil KH. Fuad Hasyim dari (Buntet Pesantren) Cirebon (menyampaikan taushiyah).
Penulis:
Ahmad Zaini Alawi
KOMENTAR