Foto: Fauzi (17/10/17) RamahNUsantara, Jakarta - Menanggapi akan penyematan kata Pribumi dalam Pidato Politik yang disampaikan Gubern...
Foto: Fauzi (17/10/17) |
RamahNUsantara, Jakarta - Menanggapi akan penyematan kata Pribumi dalam Pidato Politik yang disampaikan Gubernur Terpilih Anies Baswedan maka saya berpendapat, saya tidak kecewa sama ghost-writer nya (klo Anies Baswedan pakek jasa ini) Ya memang Anies diuntungkan dengan isu agama.
Tapi khusus soal pidato. Kalau dibaca utuh alenia nya saja, itu masih signifikan. setiap pidato itu kan ada Konten dan Konteks. Isi redaksinya secara konten mungkin bisa dibilang tidak masalah, tapi kalo dimasukkan dalam konteks sebagai Gubernur yang memang karena dianggap menggoreng isu etnis dan agama, ya kemudian artinya atau pesannya jadi beda.
Contoh: kalau isi pidato Presiden USA tentang menghormati hak-hak kaum wanita, LGBT atau minoritas Islam, akan berbeda pesannya jika yang baca itu Obama atau Trump.
Secara konten gak masalah, tapi akan jadi masalah ketika Trump yang membacakan pidato tersebut.
Masih dalam peranggapan diuntungkan dengan isu agama.
Kalau di lihat sepotong orasinya di televisi atau di video youtube bisa memancing emosi juga, seakan menegaskan kembali jualan politiknya.
BACA JUGA Viral di Media, Pidato Perdana Anis, Menuai Kontroversi
Baiknya memang kita liat utuh dan pelajari baik-baik pidatonya supaya termasuk yang jeli dan analitik melihat setiap persoalan.
Maka kalau kita terfokus hanya pada kata yang sudah dianjurkan tidak digunakan lagi itu, maka memang akan menyentil identitas kita yang sudah selesai menjadi suatu bangsa.
Namun kalau dibaca secara komprehensif pidatonya, itu natural, memang kita tahu persoalan Jakarta tidak akan selesai dengan pidato.
Cobalah melihat Indonesia dari luar, kita lebih maju dalam menyatukan keberagaman, sulit bagi bangsa-bangsa lain menghadapi kenyataan seperti realitas pluralism bangsa kita. Dan kita sudah selesai melakukan itu, tentunya tetap harus dirawat.
Kita dukung agar bangsa kita terus matang melihat setiap persoalan,
dan dimulai dari kita untuk menyikapi dengan pintar dan wibawa, untuk Indonesia maju, support semua perubahan yang lebih baik.
Penulis:
Ahmad Fauzi Jatinegara Jakarta
KOMENTAR