Kopdar LTN NU Nasional (Foto: RN) RamahNUsantara, Lombok Tengah - Lembaga Ta'lif Wa Nasyr (LTN) mengadakan Kopi Darat (Kopdar)...
Kopdar LTN NU Nasional (Foto: RN) |
RamahNUsantara, Lombok Tengah - Lembaga Ta'lif Wa Nasyr (LTN) mengadakan Kopi Darat (Kopdar) di Ponpes NU al-Manshuriyah Ta’limusibiyan, Bonder, Lombok Tengah, (23/11/2017).
Pada kesempatan itu, kopdar LTN seluruh Indonesia membahas program-program strategis ke depan, salah satunya pembahasan hangat pada malam itu adalah mendirikan radio dan televisi digital.
Agung panggilan akrabnya, mewakili KPI Pusat, mengatakan, peluang LTN mempunyai radio dan televisi digital ini untuk dakwah terbuka tahun 2018 dan tahun 2020 nanti.
"Pembukaan frekuensi baru untuk radio terbuka 2018 yang akan datang", ungkapnya.
Sementara itu, Ubed, kader NU yang juga mewakili KPI pusat, menambahkan, peluang ini bisa dikoordinir oleh LTN dimasing masing wilayah LTN Nasional.
"Untuk frekuensi radio bisa dimanfaatkan buat LTN untuk memiliki media dakwah LTN, monggo secepatnya urus administrasinya", ungkapnya.
Kedua delegasi KPI Pusat tersebut, mendorong LTN untuk membuka media dakwah melalui radio yang mulai dibuka pendaftarannya pada tahun 2018 mendatang.
Pada kesempatan itu pula, Hari Usmayadi, Ketua LTN PBNU, mendorong kepada peserta Kopdar LTN Nasional agar segera mengurus perizinannya.
"Monggo teman teman LTN yang hadir segera bentuk PT atas nama NU untuk mengambil peluang ini", tegasnya.
Ia cak Usma, panggilan pria ini, selain merencanakan mendirikan radio radio NU, iapun menginginkan adanya televisi digital yang dikelola LTN wilayah masing masing.
"Insya Allah, selain radio kita akan terus berusaha untuk membuat televisi digital NU", katanya.
Pada kesempatan itu pula, diskusi peluang memperluas cakupan dakwah Islamiyah an-Nahdliyah melalui media radio, yang kemungkinan bisa diserap LTN dimulai per Januari 2018, diambil suatu kesepakatan untuk permulaan secara kolektif LTN NU akan membuat 10 radio.
Selain radio, isu strategis pertelevisian juga dibahas. Namun, karena belum ada slot frekuensi televisi yang tersedia, ditambah rencana digitalisasi televisi per 2020, belum ada diskusi intensif yang dilakukan tentang kemungkinan LTN NU memiliki stasiun televisi sendiri.
Diskusi dilanjutkan tentang buku dan penerbitan nasional oleh DR Kisbi, utusan LTN NU Kudus.
Ia mengatakan, buku merupakan media yang bertahan eksis dan tidak bisa tergantikan, walaupun ada media lain.
"Masih menjadi pilihan buku ini, sebagai pilihan bacaan selain media online", ungkapnya.
Iapun mengungkapkan buku masih bertahan karena pilihan fisik dan kesehatan.
"Orang membaca buku bisa bertahan lama dibanding dengan media lain, seperti PDF dan lainnya", katanya.
"Tim redaktur akan diangkat dan mulai menyeleksi naskah yang masuk. Dalam proses pemasaran, akun fanspage yang terafiliasi dengan LTN NU akan dimanfaatkan", tambah kang Hisbi.
Di sisi lain cak Usma mengatakan, "Dalam proses mewujudkan rencana tersebut, akan ditempuh strategi pembagian komisariat berdasarkan wilayah", tegas cak Usma.
Pada kesempatan itu pula, LTN NU Cianjur dipercaya sebagai leading figure dalam proses pembuatan meta-rencana tersebut.
Menurut Gus Aan, ketua LTN NU Cianjur, utusannya terbanyak dibandingkan delegasi LTN NU dari pelbagai daerah lain.
"Kami datang kemari ke kopdar LTN Nasional di NTB ada 7 orang, karena kami semangat ngurusi LTN dan kami berusaha berangkat dari kecintaan kami terhadap NU, walaupun biaya sendiri", katanya sambil bergurau ringan.
Iapun mengatakan, biarpun tidak ada anggaran LTN secara nasional tetap semangat.
"Beginilah cara kami mencintai NU, hingga temen kami kami semangat datang kemari", tegasnya.
Hadir pada acara itu, LTN DKI Jakarta, di wakili Yusron Syarif, LTN NU Jakarta Timur, diwakili Syarif Cakhyono, LTN NU Kalimantan Barat, diwakili Ibrahim dan Abror, LTN NU Kudus diwakili DR. Hisbi, LTN NU Aceh diwakili teungku As'ad, LTN NU Jogyakarta diwakili Anas, LTN NU Jawa Barat diwakili Husnul Qodim, LTN NU Papua, LTN NU NTB dan LTN PBNU, Gus John dan LTN Nasional lainnya. (Red- RN)
KOMENTAR