Foto : QHQon أفضل الناس كل مخموم القلب صدوق اللسان ، قالوا : صدوق اللسان نعرفه فما مخموم القلب ؟ قال : التقي النقي ، لا إثم فيه و لا بغ...
Foto : QHQon |
أفضل الناس كل مخموم القلب صدوق اللسان ، قالوا : صدوق اللسان نعرفه فما مخموم القلب ؟ قال : التقي النقي ، لا إثم فيه و لا بغي و لا غل و لا حسد
“Sebaik-baik
manusia adalah manusia yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur
lisannya.” Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar
lisannya, kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang
yang bersih hatinya?” Beliau menjawab, “Yaitu seseorang yang bertakwa dan
bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim tidak iri, dan juga
tidak dengki.” HR. Ibnu Majah
Sebagian besar
orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan kesungguhan untuk bisa mengenali
hati nuraninya sendiri. Akibatnya, menjadi tidak sadar, apa yang harus
dilakukan di dalam kehidupan dunia yang serba singkat ini. Sayang sekali, hati
nurani itu berbeda dengan dunia tidak bisa dilihat dan diraba. Kendatipun
demikian, kita hendaknya sadar bahwa hatilah pusat segala kesejukan dan
keindahan dalam hidup ini.
Syaikh Ibnu Atho’illah, semoga Allah ridho kepadanya, menerangkan, “Keajaiban yang sangat
mengherankan terhadap orang yang lari dari apa yang sangat dibutuhkan, dan
tidak dapat lepas daripadanya. Dan berusaha mencari apa yang tidak akan kekal
padanya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta ialah mata
hati yang ada di dalam dada.”
Saudaraku ,
kita sering merasa prihatin, kasihan, kepada orang yang matanya tidak bisa
melihat (tuna netra). Padahal tidak bisa melihat dunia sebenarnya bukan masalah
besar. Masalah yang besar itu adalah ketika hati yang buta. Apa
hati yang buta itu? Yakni hati yang tidak bisa melihat kebenaran.
Salah satu
ciri hati yang buta adalah tidak bisa membedakan mana yang kekal, dan mana yang
fana. Kebutaan hati akan membuat seseorang tidak mengenal Allah. Yang
dikenalnya hanyalah dunia. Sehingga, orang yang mata hatinya buta, dia
lebih sibuk mencari duniawi dibanding kedudukan di sisi Allah.
Lihatlah para
pecinta dunia. Mereka rela berkelahi, saling sikut satu sama lain dengan
mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, menghalalkan berbagai macam cara hanya
demi memburu perhiasan dunia. Padahal segala perhiasan dunia itu pasti akan ia
tinggalkan.
Sekaya raya
apapun seseorang, tetap akan meninggalkan apa yang ia miliki. Rumah megah,
kekayaan berlimpah, kedudukan terhormat, pangkat dan jabatan yang tinggi,
semuanya akan ia tinggalkan. Para pecinta dunia, mereka tidak bisa melihat
sesuatu yang lebih indah, lebih besar, lebih agung, selain daripada hiruk pikuk
duniawi.
Allah Swt.
berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Faathir [35] : 5).
Tentunya menjaga
hati bukanlah perkara mudah. Pada dasarnya, hati manusia sifatnya mudah
berbolak-balik. Apabila kita sanggup menjaga hati tetap bersih maka insyaAllah
segala perbuatan kita juga akan baik. Sebaliknya, jika hati telah rusak (dalam
artian kotor, menyimpan banyak penyakit) maka rusaklah semua diri kita.
Ilustrasi : cahayahati |
Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ketahuilah bahawa dalam jasad
manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika
umaka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Berikut
beberapa cara menjaga hati, wallaahu’alam:
1. Memperbanyak
dzikir
- Sholat
- Membaca Al-Quran
- Bersyukur sesering mungkin
- Menghindari berduaan bersama lawan jenis yang
bukan mahram
- Menundukkan pandangan
- Menutup aurat
- Menjaga ikhlas dan sabar
- Berkumpul dengan orang-orang baik
- Berhusnudzon kepada Allah Ta’ala
- Senantiasa berdoa kepada Allah Ta’ala
- Menjalani segala hal atas dasar ibadah
- Menyibukkan diri dengan aktivitas bermanfaat
- Silaturahmi
- Meyakini kehidupan di akhirat
- Berpuasa
- Tidak banyak bicara
- Tersenyum
- Mengendalikan amarah
- Melihat dan peduli kepada orang-orang di bawah
kita
(*slh)
KOMENTAR