--> Bagi orang yang sekarat, sebelum rohnya sampai ditenggorokan, terkadang terbuka baginya alam malakut. Ketika itu malaikat me...
Bagi orang yang sekarat, sebelum rohnya sampai ditenggorokan, terkadang terbuka baginya alam malakut. Ketika itu malaikat memeriksa hakikat amal ibadahnya.
Itu dilakukan pada bentuk asli malaikat. Jika lidah orang tersebut mampu berucap pasti ia akan berbicara tentang keberadaan malaikat. Terkadang keinginan bicara dan apa yang ia lihat ia simpan pada dirinya dan ia menyangkal hal tersebut tipu daya syaitan, maka ia terdiam hingga meninggal tetap terkunci lidahnya.
Malaikat tersebut menarik roh dari ruas dan ujung jari, dan jiwa akan terlepas laksana terlepasnya kotoran mata karena sentuhan air. Orang yang sengsara maka ruhnya akan terlepas laksana panggangan yang ditarik dari benang wol yang basah. Begitulah yang telah diceritakan oleh Nabi saw.
Mayit akan menyangka perutnya penuh dengan duri, seakan-akan jiwanya dikeluarkan dari lubang jarum. Dan seakan-akan langit bersatu dengan bumi dan ia berada di antara keduanya. Karena itu ka’ab ra pernah ditanya tentang mati, ia menjawab, “Mati seperti dahan berduri yang dimasukkan ditenggorokan seorang, lalu orang yang kuat mencabutnya dengan keras, maka ada yang terputus dan ada pula yang tersisa didalamnya.
Dan Nabi pernah bersabda, “Sesumgguhnya sekarat maut itu lebih dahsyat sakitnya dari tebasan 300 pedang.” Maka ketika sekarat keringat membasahi tubuhnya, dua matanya mendelik, pucuk hidungnya memanjang tulang-tulang iganya terangkat, jasadnya meninggi dan warnanya menguning.
Jika roh seseorang telah sampai ke hati, lidahnya terkunci tak dapat berbicara, dan ia tidak dapat berucap ketika rohnya telah terkumpul di dadanya karena dua alasan:
Alasan pertama :
Ini perkara besar dan dadanya telah sempit sebab roh terkumpul di situ. Bukanlah manusia bisa merasakan bila dadanya terkena satu pukulan, maka ia akan lama tersentak kaget; terkadang ia masih mampu berbicara dan terkadang tidak. Tiap tikaman pasti bersuara kecuali tikaman pada dada karena itu bisa merobohkan si mayit tanpa suara.
Alasan kedua :
Karena rahasia yang terkandung di dalam gerakan suara yang tercurah itu berasal dari panas tubuh namun hal itu sudah tidak lagi, maka jiwa berubah pada dua keadaan. Keadaan meninggi dan dingin, karena ia telah kehilangan hawa panas tubuh, maka keadaan inilah yang membuat keadaan orang yang meninggal berbeda-beda. Wallahu 'Alam Bishowab. (*)
KOMENTAR