Ayat Kekerasan, Adakah?

Kekerasan atas nama agama akhir-akhir ini menjadi fenomena yang muncul kembali di Indonesia. Aksi kekerasan ini di lakukan bukan tanpa sada...

Kekerasan atas nama agama akhir-akhir ini menjadi fenomena yang muncul kembali di Indonesia. Aksi kekerasan ini di lakukan bukan tanpa sadar,atau tidak terencana sebelum nya. bahkan justru di lakukan dengan sesadar-sadar nya, dan di sertai dengan argumentasi dan dalil-dalil yang (menurut mereka) shohih dan menjadi taklif (beban/kewajiban) yang harus di lakukan sebagai tanggung jawab umat Islam.

 Banyak sekali ayat dan hadits Nabi yang di jadikan dalil kekerasan ini, karena kekerasan ini di maknai (menurut mereka) sebagai bagian dari misi al amru bil ma'ruf wannahyu 'anil munkar. Di antara ayat yang di jadikan dalil ialah ayat: "Muhammadu rasulullahi walladzina ma'ahu asyidda'u 'ala lkuffari ruhama'u bainahum" (Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama nya adalah orang yang keras pada orang kafir, namun saling menyayangi di antara mereka).

 Benarkah ayat ini bisa menjadi alasan dan pembenaran atas prilaku kekerasan yang di lakukan demi misi agama?. untuk memahami ayat ini tentu nya tidak sebatas kita melihat pada ayat tersebut secara tekstual, namun harus di lihat juga konteks (asbabunnuzul) yang melingkupi ayat itu di turunkan, sebagaimana dawuh KH.Nazhif Zuhri Girikusumo, saat ayat ini di turunkan tidak serta merta menjadikan kanjeng Nabi bertindak dan berlaku keras terhadap kuffar Makkah saat itu, pada hal perlakuan mereka kepada beliau sudah sangat brutal seperti yang di lakukan oleh Abu lahab, Abu jahal dan kroni nya.

 Jadi dalam mempraktekkan perintah sebuah ayat kita harus melihat Sunnah (tindak lampah) yang di praktekkan oleh Kanjeng Nabi dan para sahabat nya,dan ternyata di dalam sunnah tidak pernah kita temukan sebuah kekerasan yang di lakukan hanya karena orang itu beda keyakinan dari umat Islam, bahkan aturan main yang di terapkan oleh Nabi saat kondisi perang sekalipun selalu di tegaskan agar menghindari berbuat kasar dan melindungi hak-hak perempuan, anak-anak, dan lansia. bahkan Nabi menginstruksikan agar tidak merusak tempat ibadah seperti Gereja umat Nashrani, dan Sinagog  tempat ibadah nya umat Yahudi.

 Ayat ke dua yang terkadang di jadikan sebagai alasan untuk memusuhi non muslim ialah: "Al yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu 'alaikum ni'mati wa rodhitu lakumul islama dinan" QS.Almaidah.3.(Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu semua agamamu, dan Aku lengkapkan nikmatKu atas kamu semua, dan Aku rela Islam sebagai agama untuk kamu semua).Ayat ini sering di fahami sebagai proklamasi dari Tuhan bahwa selain agama Islam tidak sah, maka nya harus di berangus.

 Ayat ini di terima oleh Rasul saat hajj wada' atau ayat terakhir yang di terima oleh Kanjeng Nabi,kemudian di hadapan sekitar sepuluh ribu umat Islam di 'Arafah,nabi berkhutbah :"Wahai sekalian manusia, asal mu adalah sama,dari tanah, karena itu tidak ada keutamaan bagi Arab dari non Arab, bagi orang yang kulit putih atas orang kulit hitam, Darah kalian adalah suci,harta kalianadalah suci, sebagaimana tanah haram yang suci ini, harta kamu juga suci dan harus terjaga, begitu juga kehormatan kamu sekalian suci dan harus terpelihara di antara kamu".

 Ini adalah pesan kemanusiaan dari Nabi Muhammad saw. yang sangat menyentuh.inti dari pesan ini ialah persamaan hak,keharusan memelihara kehormatan, jiwa,dan harta orang lain.dapat di pahami bahwa nabi sangat melarang pemerasan, penindasan,dan perampasan hak orang lain.Pesan kemanusiaan ini sangat luar biasa santun, tidak seperti yang keluar dari mulut para Khatib, Muballigh sekarang yang justru sering melakukan profokasi,agitasi dan olok-olok pada kelompok lain.

 Kembali ke ayat di atas,(Almaidah 3). ada penjelasan menarik dalam sebuah buku yang di tulis oleh KH. Syarif Usman Yahya: Dalam konteks ayat ini memiliki tiga kata kunci yaitu keagamaan, kenikmatan dan keislaman.Keagamaan adalah sesuatu yang paling asasi bagi manusia yaitu ketuhanan. Kenikmatan adalah sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, yaitu keadilan dan kesejahteraan, dan Keislaman adalah ritual yang mengantar kan pada kenikmatan dan keagamaan.

 Jadi ayat ini bukan untuk menegaskan bahwa Islam harus memberangus non Islam, tapi harus di maknai sebagai penegasan kesempurnaan ajaran Islam yang harus di eksplorasi melalui ilmu pengetahuan.Karena tidak bisa di maknai secara otomatis bahwa Islam yang di ridhoi Allah kemudian yang lain harus lenyap dari muka bumi ini. dan kata itu tidak kita temukan dala ayat ini sama sekali.
 (Penulis: Tamami Rusydi Alumni Sekolah Islam Salaf Girikusuma Mranggen Demak)