Tejo adalah seorang pemuda desa yang lugu. Pekerjaanya adalah sebagai tukang tambal ban di simpang jalan. Tejo masih belum berumah...
Tejo adalah seorang pemuda desa
yang lugu.
Pekerjaanya adalah sebagai tukang
tambal ban di simpang jalan.
Tejo masih belum berumah tangga
walaupun usianya sudah hampir masuk kepala 4.
Ibunya yang tiap hari mengomel
dan menyarankan agar Tejo lekas berumah tangga karena Tejo adalah anak tunggal.
Nama lengkapnya saja Tejo Tunggal Ijenan.
Suatu hari ibunya membawa pulang
seorang anak gadis untuk dijodohkan sama Tejo. Karena tidak mau mengecewakan
ibunya Tejo menerima gadis tersebut untuk menjadi pendamping hidupnya.
Singkat cerita mereka pun menikah…
Dan tibalah pada saat malam
pertama.
Tejo yang lugu tersebut belum
bisa melaksanakan tugasnya sebagai laki-laki. Mengapa.....???, karena dia tidak
tidak tahu yang sebelah mana yang harus ditembak.
Tiba-tiba dia keluar dari kamar meninggalkan istrinya yang bengong dan kembali dengan membawa sebaskom besar air.
Tiba-tiba dia keluar dari kamar meninggalkan istrinya yang bengong dan kembali dengan membawa sebaskom besar air.
Tentunya istrinya tambah bengong
dibuatnya.
Kemudian Tejo menyuruh istrinya
duduk didalam baskom tersebut.
Istrinya dengan patuh
melaksanakan perintah suaminya karena ingin menjadi istri yang patuh walaupun
dengan hati penuh pertanyaan.
Tiba2 Tejo berteriak kegirangan
setelah dilihatnya gelembung-gelembung udara kecil pada baskom… Ah...Ah...Ah...Ah...Ah...Rup anya
Disitu Toh Lubangnya”
(Ah...Dasar Tukang Tambal ban)
Sumber: ppm.aswaja
KOMENTAR