Foto: Ilustrasi (Cover) RamahNUsantara, Jakarta - Tujuan Belajar Ilmu Tajwid (غايته) Termasuk Mabadi llmi Tajwid Oleh: Drs.Nur Al...
Foto: Ilustrasi (Cover) |
RamahNUsantara, Jakarta - Tujuan Belajar Ilmu Tajwid (غايته) Termasuk Mabadi llmi Tajwid
Oleh:
Drs.Nur Ali Al-Fatawiy
Tujuan belajar ilmu tajwid atau istilah dalam bahasa Arabnya tertulis (غايته) , artinya: tujuan (belajar ilmu tajwid). Jadi, (الغاية) ini masih termasuk bagian dari (مبادي), yakni: pendahuluan pembelajaran ilmu tajwid.
Setiap ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan Agama itu ada tujuannya masing-masing. Adapun tujuan mempelajari ilmu tajwid atau al-ghayah lita'liimit-tajwid atau jika ditulis dengan tulisan Arab, maka menjadi (الغاية لتعليم التجويد), yakni; tujuan mempelajari ilmu tajwid ini :
الغاية او غايته (هي) بلوغ النهاية في اتقان لفظ القرأن على ما تلقي من الحضرة النبوية الافصحية
Artinya:Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk mencapai sasaran dalam menekuni lafal Al-Qur'an sesuai dengan yang disampaikan oleh Penghulu kita sang Nabiyullah yang amat fasih.
Berdasarkan definisi tujuan ilmu tajwid tersebut, maka dapat dibahas, menjadi 3 bahasan, yakni:1) Lafal-lafal Al-Qur'an, 2) Kefashehan Nabi, 3) Sampainya kepada sasaran ilmu tajwid.
Berikut pembahasannya satu per satu.
1) Lafal-Lafal Al-Qur'an
Mengenai lafal-lafal Al-Qur'an ini dalam definisi tujuan ilmu tajwid, yakni ada ungkapan: Fii itqaan lafzhil-Qur'an
في اتقان لفظ القرأن
Artinya: Dalam menekuni lafal-lafal Al-Qur'an.
Maksud dari itu semua, bahwa ilmu tajwid ini bukan digunakan untuk pelafalan-pelafalan Hadits, Qaul-Shahabi & Ulama, dan bukan pula untuk pelafalan Qaul Syu'ara. Akan tetapi ilmu tajwid ini wajib digunakan untuk pelafalan-pelafalan Al-Qur'an.
2) Kefasihan Nabi
Masalah kefasihan, Nabi ini disebutkan pada bagian akhir definisi tujuan tajwid, yakni: 'Alaa maa tuluqqiya min Al-hadhratin-nabawiyyatil-afshahiyyah
على ما تلقي من الحضرة النبوية الأفصحية
Artinya:
Sesuai dengan yang disampaikan oleh sang Nabiyullah yang amat fasih.
Istilah diatas pelafalan Al-Qur'an ini bersumber dari tulisan-tulisan para ulama yang ingin mendekatkan pelafalan-pelafalan Nabi SAW yang fasih.
Para ulama yang takut kepada Allah SAW, selalu bertekad untuk melanjutkan pelajaran Tajwid dari Nabi SAW. Sabda Nabi SAW:
العلماء ورثة الانبياء
Artinya:
Para ulama itu ahli waritsnya para Nabi.
Rasulullah SAW adalah satu-satunya sumber yang bisa dikatakan paling fasih mengucapkan huruf-huruf termasuk huruf dhad (ضاد), sabdanya:
انا أفصح من نطق بالضاد
Artinya:
Aku orang yang paling fasih melafalkan huruf dhad sekalipun.
Pengucapan huruf dhad ini paling susah melafalkannya, sedangkan Huruf-huruf selain dhad itu bisa dikatakan mudah melafalkannya. Oleh karena itu, walaupun dalam hadits itu yang disebutkan hanya huruf dhad, maka sudah mengandung makna bahwa huruf-huruf selain dhad ini adalah mudah bagi Rasul SAW.
Berdasarkan dua hadits itu, maka para ulama selaku ahli waritsnya Nabi Muhammad SAW bahkan ahli waritsnya para Nabi yang lainnya ini merasa bertanggung jawab agar umatnya Nabi Muhammad SAW ini juga fasih pengucapannya.
Jadi, para ulama merasa punya tanggung jawab, mengumpulkan teori-teori ilmu tajwid, agar bisa mendekati pelafalannya sesuai dengan yang disampaikan Rasulullah SAW, melalui ilmu tajwid lisani yang kemudian timbulnya ilmu tajwid kitabiy seperti sekarang.
3) Sampainya Kepada Sasaran llmu Tajwid
Sampainya kepada sasaran ilmu tajwid atau istilahnya, "Buluughun'nihaayah" atau (بلوغ النهاية) yang artinya sampai kepada sasaran.
Sampai kepada sasaran adalah bukan hanya sekedar sasaran pokok dalam mengucapkan makharijul-huruf (مخارج الحروف) atau shifat-Shifat huruf (صفات الحروف) yang berhubungan dengan hak pokok huruf atau (حقها) itu, seperti bunyi huruf (ل) yang dibaca /L/.
Akan tetapi juga yang berhubungan dengan hak cabang huruf itu sendiri atau istilahnya (مستحقها) seperti shifat-shifat huruf yang cabang, yakni huruf (ل) yang berubah menjadi bunyi /sy/, umpamanya.
Buluughun-nihaayah atau (بلوغ النهاية) ini juga bukan hanya sekedar pengucapan hak pokok huruf atau hak cabang huruf tapi juga yang berhubungan dengan cara baca Al-Qur'an, seperti: ibtida'i (ابتداء), washal (وصل) dan atau waqaf (وقف).
Bahkan bukan hanya sekedar mengerti dan bisa membaca huruf yang tertulis atau tidak bisa membaca huruf yang memang tidak tertulis dalam Al-Qur'an atau kata lainnya:
مايكتب ويقراء
Artinya:
Huruf tertulis dibaca sesuai tulisan yang ada.
dan atau
لايكتب ولا يقراء
Artinya:
Huruf tak tertulis yang tidak mungkin bisa dibaca.
Akan tetapi buluughun-nihaayah atau (بلوغ النهاية) juga mengandung dan mengerti hal-hal sebagai berikut.
مايكتب ولايقراء ، وقيل: مايكتب ولا يلفظ
Artinya:
Huruf tertulis tapi tidak boleh dibaca
dan atau
مالايكتب ويقراء وقيل : ما يلفظ ولا يكتب
Artinya:
Huruf tak tertulis tapi harus dibaca.
Bahkan ada yang lain dari yang di atas itu, yakni:
ما يقراء على خلاف مايكتب ، وقيل :مايلفظ على خلاف رسمه
Artinya:
Huruf dibaca tapi tidak sama lafalnya dengan apa yang tertulis.
Demikianlah pembahasan ilmu tajwid dari segi (غاية علم التجويد), yakni: tujuan mempelajari ilmu tajwid.
*Penulis Rois Syuriyah MWC NU Cipayung Jakarta Timur
KOMENTAR