Foto: suyudlukman (29/09/17) RamahNUsantara , Jakarta , - Sebuah Madrasah di sebelah Timur Kota Jakarta, tepatnya MIN 16 Cipayung meng...
Foto: suyudlukman (29/09/17) |
RamahNUsantara, Jakarta, - Sebuah Madrasah di sebelah Timur Kota Jakarta,
tepatnya MIN 16 Cipayung mengisi bulan Muharram yang mulia ini dengan pawai
berkeliling menyusuri jalan di lingkungan warga sekitar Madrasah. Rangkaian acara
Gebyar Muharrram 1439 H dilanjutkan pada Hari, Jum’at 29 September 2017 (bertepatan
dengan tanggal 9 Muharram 1439 H) dengan acara gelar dzikir bersama, pembacaan
ayat suci al-Qur,an, shalawatan dan tampilan seni qasidah dari santri MIN 16
Cipayung. Acara pamungkas adalah santunan kepada anak yatim piatu dan dhuafa. Acara
ini diharapkan mampu menanamkan budaya kecintaan terhadap identitas keIslaman,
seperti salah satunya mengenal dan faham benar terhadap 12 bulan dalam Islam
Bulan HIjriyah dan kemulian-kemulian di dalamnya. Juga meningkatkan rasa
keperdulian terhadap kaum yatim piatu dan dhuafa, berdasar liputan dan
wawancara kami dengan panitia Ustad. Drs Kurnain, Ustad. Imam Eko P, S.Pd, dan
Ustadzah Nur Rohimah, S,Pd.SD.
Secara umum masyarakat muslim Indonesia
memiliki sebuah momen penting berkumpulnya keluarga besar. Semua
saling bersilahturahim dengan orangtua dan saudara-saudara jauh yaitu disaat
Hari Raya Fitri (Idul Fitri). Lalu bagaimana dengan anak-anak yatim, yang
tak lagi mempunyai orangtua atau saudara yang mengurusnya?
Foto: suyudlukman (29/0917) |
Kegembiraan Hari Raya Fitri ini memang sepatutnya dibagi
pada anak-anak yatim piatu dan mereka yang serba kekurangan. Allah SWT
memerintahkan selain menunaikan ibadah puasa sebulan penuh di waktu Ramadhan,
di dalamnya juga diwajibkan dan dianjurkan untuk mengeluarkan zakat dan sedekah,
untuk saling membantu sesama.
Salah satu momen yang sering dijadikan sarana berbagi
rezeki pada anak yatim yaitu pada 10 Muharram yang dikenal sebagai lebaran anak yatim.
Idul Yatama (hari raya anak-anak yatim) yang bertepatan
dengan tanggal 10 Muharram (Asyura) sebenarnya bukan Hari Raya sebagaimana Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Istilah Idul
Yatama hanya sebagai ungkapan kepedulian dan ikhtiar berbagi kegembiraan bagi
anak-anak yatim. Seperti dilansir dari Tebuireng.online
Alasannya pada tanggal tersebut, banyak orang yang
memberikan perhatian dan santunan kepada mereka. Dalam hadits riwayat Abu Dawud
ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua,
yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah Saw datang ke
Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya dimana mereka
bergembira. Lalu Rasulullah bertanya : “ Apa maksud dua hari ini?” Mereka
menjawab: “ Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman
Jahiliyah.” Rasulallah Saw bersabda: “ Sesungguhnya Allah telah menggantikan
untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha
dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134)
Momentum 10 Muharram dijadikan sebagai Idul Yatama,
berdasarkan anjuran untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut. Dalam
sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw sangat menyayangi anak-anak
yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram).
Dimana pada tanggal tersebut, Nabi Muhammad Saw menjamu
dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.
Dalam kitab Faidul Qadir disebutkan, menjamu anak yatim
dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi Saw dan
pembuka keberkahan hingga setahun penuh.
Dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil
Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“ Barangsiapa berpuasa para hari Asyura
(tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan
pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada
hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang
diusapnya“ .
(slh*)
(slh*)
KOMENTAR