RamahNUsantara, Jakarta - Mari kita renungkan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang pahala yang akan kita petik hasilnya nant...
RamahNUsantara, Jakarta - Mari kita renungkan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang pahala yang akan kita petik hasilnya nanti di akherat.
Barangsiapa yang memperbanyak amal ibadah di dunia maka dia akan mendapati pahala yang sangat banyak di akherat kelak.
Allah pun sering memberi semangat agar kita memperbanyak amal ibadah di antaranya yaitu dengan shodaqoh seperti dalam ayat :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
(al-baqoroh 261)Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
(al-baqoroh 245)
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
Ditambah lagi Nabi Muhammad pun memberi semangat agar umatnya bershodaqoh seperti dalam hadist :
Dari Abu Dzar R.anhu : aku melewati nabi saat beliau sedang duduk di samping ka'bah, ketika beliau melihatku beliau bersabda: mereka adalah orang" yang merugi demi Allah. Maka akupun bertanya: demi bapak dan ibuku "siapakah mereka yang engkau maksud?
Nabi bersabda : mereka yang banyak harta kecuali yang berkata "begini begini dan begini" sambil beliau menggerakkan kedua tangannya ke depan, belakang, kanan dan kiri (sebagai isyarat dari menshodaqohkan harta ke setiap penjuru) namun, sedikit yang bisa seperti itu.
(Hr. Bukhori dan al-muslim)
Bertepatan dengan bulan muharram dan tgl 10 banyak sekali anjuran nabi untuk membelanjakan harta untuk bershodaqoh seperti yang disebutkan Dalam Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq membuat judul khusus التوسعة يوم عاشوراء
(Bagaimana merayakan hari Asyura).
Sayyid Sabiq lantas mencantumkan hadits berikut ini:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa memberi kelapangan bagi dirinya dan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan baginya sepanjang tahun itu” (HR. Baihaqi)
Sayyid Sabiq mengakui hadits tersebut dhaif, namun dengan hadits-hadits lain yang senada ia mengisyaratkan derajatnya naik menjadi hasan li ghairihi. “Hadits tersebut memiliki riwayat lain, tetapi semuanya lemah. Hanya saja apabila digabungkan antara satu dengan lainnya, maka bertambah kuat sebagaimana yang telah dikatakan Sakhawi,” terangnya.
Jika ditelusuri, memang banyak hadits yang menjelaskan keutamaan memberikan kelapangan bagi keluarga pada hari Asyura.
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِي سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka ia takkan kesulitan di waktu lain sepanjang tahun itu” (HR. Thabrani)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي سَنَتِهِ كُلِّهَا
“Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkannya di keseluruhan tahun itu” (HR. Thabrani dan Hakim)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ أَهْلِهِ طَوْلَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan kepada keluarganya sepanjang tahun itu” (HR. Baihaqi)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan baginya sepanjang tahun itu”
(HR. Baihaqi).
Bulan ini adalah bulan muharram, identik dengan membelanjakan harta di jalan Allah untuk keluarga serta anak yatim. Maka dari itu hendaknya shodaqoh kita di bulan ini kita sisihkan untuk mereka selain kepada orang-orang terdekat kita.
Karena dalam hadist riwayat Ummu Said binti Murrah Al Fihri, dari ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، أَوْ كَهَذِهِ مِنْ هَذِهِ -شَكَّ سُفْيَانُ فِي الْوُسْطَى أَوِ الَّتِيْ يَلِيْ الإِبْهَامُ
“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 133)
Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا” وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 135, shahih) Lihat As Silsilah Ash Shahihah (800):
[Bukhari: Kitab Al Adab, 24-Bab Fadhlu Man Ya’ulu Yatiman]
Dari hadist di atas bisa kita lihat betapa besar pahala menanggung anak yatim maka hendaknya kita jadikan mereka juga bagian dari orang-orang yang kita santuni di bulan muharram, jadikan mereka bagian dari keluarga kita khususnya di tanggal 10 muharram, jika tidak kita lalu siapa yang mau menganggap mereka saudara.
Renungkanlah...
Saat engkau pulang kerja, anak-anakmu menyambutmu dengan gembira dan manja, memanggil dengan panggilan sayang (abah, ayah, bapak dll), mencium tangan dan keningmu, bercanda ria di hadapanmu membuat letihmu menjadi hilang karena mereka.
Saat engkau masih kecil pun kau berbuat hal yang sama dalam hal menyambut ayahmu dg sambutan penuh gembira dan manja.
Namun ada sebagian orang yang tidak di beri kesempatan yang indah tersebut, mereka lahir tanpa orang tua, tidak ada yang mereka panggil ayah/ibu saat kecil, tidak ada tempat bermanja, tidak pernah mendengar panggilan "wahai anakku", mungkin t
juga tidak pernah merasakan manisnya kasih sayang orang tua. Mereka lah anak yatim yang saat ini mungkin ada disekitar kita, mereka lah ladang pahala bagi kita di bulan yang mulia ini.
Renungkanlah...
Tidakkah kita berfikir saat mereka duduk merenung sendiri memikirkan nasib dan taqdir yang mereka jalani.
Pernahkah kita sedih dengan kesedihan yang mereka alami, pernahkah kita berbagi kegembiraan dengan mereka?
Isilah hati mereka dengan kegembiraan di saat hati mereka sudah penuh dengan kesedihan sejak dini
Buatlah mereka tersenyum saat air mata mereka sudah terkuras di waktu dini.
Berilah sedikit harta yang kau miliki disaat mereka sangat membutuhkan di bulan ini.
Berlomba-lombalah wahai saudaraku yang diberi kenikmatan oleh Allah untuk menggapai keridhoan Allah dan Rasulnya.
Hendak berapa banyak lagi yang kita kumpulkan di rekening kita tanpa kita mau menyedekahkannya walaupun sedikit?
Tidak kah kita gembira saat kita diperkenankan bersama nabi di syurga?
Nabi S.A.W bersabda : "aku dan pengurus anak yatim akan seperti ini di syurga"
(nabi menggabungkan kedua telunjuk dan tengahnya saat itu mengisyaratkan sangat dekat).
Mudah-mudahan kita menjadi orang yang dermawan dan mau menyedekahkan sedikit harta kita untuk keluarga dan anak yatim serta terhindar dari godaan syeitan yang selalu membisikkan rasa takut fakir agar kita tidak mau shodaqoh tapi ingatlah Allah akan memberikan banyak pahala terhadap orang yang rajin bershodaqoh dan akan memberkahi harta kita. Aamiin
Penulis:
Hasan Muntaha Ala
KOMENTAR