Foto: Yudi Ismanto RamahNUsantara, Banyumas - Dulu pernah dengar, kalau gubernur Jawa Tengah orangnya merakyat. Mau mendengarkan ...
Foto: Yudi Ismanto |
RamahNUsantara, Banyumas - Dulu pernah dengar, kalau gubernur Jawa Tengah orangnya merakyat.
Mau mendengarkan "gendu gendu" rasa dan penderitaan rakyat, seperti halnya pecinta alam.
Eh... tek gendu gendu (diperbincangkan) siapa tahu gubernur mau mendengarkan.
Foto: Yudi Ismanto |
Rakyat yang tinggal disekitaran takut, khawatir atas fenomena alam Gunung Slamet, yang dari zaman dulu kala dikeramatkan dijaga kelestariannya, kok tiba tiba ada yang merusak.
Foto: Yudi Ismanto |
Apa tidak bahaya nantinya?
Bukan karena rakyat tidak tahu ekosistem, bagaimana kerusakan yang akan terjadi nanti.
Bagi mereka mereka yang tinggal jauh dari dari Gunung Slamet, baik itu di Jakarta atau di Semarang, sih tidak khawatir.
Foto: Netizen |
Orang yang hutannya masih alami saja kadang banjir, kadang longsor apalagi ini yang ada proyek PLTG.
Apa lagi keadaannya sekarang digunduli tidak ada rambutnya.
Mungkin mereka para ahli ekosistem lebih pahamkan?
Dulu jaman "grandongan" (pencuri kayu), njarah hutan pines semaunya sendiri.
Pada jaman itu, yang berduit juragan bensaw saja, sampai sekarang
Belum kembali seperti semula rimbun, alami penuh pepohonan.
Foto: Yudi Ismanto |
Baca status facebooknya anak Gubernur, konon anaknya sudah surplus listrik, sudah kelebihan.
Itu..., buktinya di kota saja pepohonan di pasangi listrik. Mall mall lampunya ada setiap satu "kilan" satu.
Tidak sampai turun "dastange" meteran listrik "anjlok", seperti rakyat kecil memakai listrik, ya "seuprit", bareng bareng pakainya. Kebanyakan orang bayarnya mahal.
Gunung Slamet biar tetap seperti semula, jadi saksi kisahnya Syekh Jambu Karang, jadi saksi kisahnya bertemunya Raden dengan "batur" temannya, jadi saksi "tapal watese" perbatasan kerajaan Majapahit dengan Pejajaran.
Cukup sudah, merusak alam ciptaan Gusti Allah.
Foto: Yudi Ismanto |
Mohon dipikirkan nasib burung emprit, "kethek" kera, harimau, Kijang dan Trenggiling.
Hewan hewan itu juga butuh tempat untuk hidup.
Semoga kita, mereka dan kalian semua jauh dari bencana.
Jangan sampai keserakahan, orang orang sekitar Gunung Slamet jadi korban.
Semoga Gunung Slamet, benar benar selamat dari tangan tangan yang akan merusaknya, dari tangan tangan yang akan merusak pagar alam dan undang undang hutan lindung.
Ayo bareng bareng bersuara, "GUNUNG SLAMET JANGAN DIJUAL"
Terima Kasih.
#gunungslametoradidol
#gunungslametjangandijual
[Rakyat Tlatah Mbanyumas Wetan
Crepeng]
KOMENTAR