Foto:RamahNUsantara (6/10/17) RamahNUsantara, Jakarta - Ayah Bunda yang dirahmati Allah. Akhir-akhir ini banyak diangkat tema pend...
Foto:RamahNUsantara (6/10/17) |
RamahNUsantara, Jakarta - Ayah Bunda yang dirahmati Allah. Akhir-akhir ini banyak diangkat tema pendidikan seksual dan pendidikan seks. Namun tidak banyak yang tahu bahwa itu adalah dua hal yang berbeda. Sehingga terjadi dua respon yang beda. Yang satu menganggap itu tidak perlu diajarkan karena sesuatu yang dianggap belum pantas untuk anak. Sementara kelompok lain justru malah kebablasan dalam mengajarkannya. Mana sebetulnya yg benar?
Sebenarnya yang perlu diajarkan sejak dini adalah pendidikan seksualitas (sexuality education) atau dalam islam disebut tarbiyah jinsiyah, yaitu bagaimana mengajarkan pada anak cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing. Bagaimana anak memahami, menghayati, dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya.
Sementara pendidikan seksual adalah bagian dari pendidikan seksualitas yang dimulai sejak mempersiapkan masa aqil baligh atau pubertas. Pendidikan seksual lebih berkait soal bagaimana berhubungan dengan lawan jenis.
Apa saja yang perlu diajarkan pada anak PAUD?
1. Memperkuat identitas gender sesuai jenis kelamin. Dengan memberikan identitas dan simbol-simbol yang sesuai dengan jenis kelamin. Yaitu nama, pakaian, perlengkapan, ruangan, kamar mandi, permainan yang berbeda antara anak perempuan dan laki-laki. Tujuannya bukan untuk diskriminasi tapi justru untuk memberi kesempatan yang sama dalam memperkuat jati diri mereka sesuai jenis kelaminnya. Di usia ini penting sekali anak memiliki pengetahuan, kesadaran dan perasaan nyaman/suka terkait identitas gender yang sesuai jenis kelaminnya. Misalnya, anak senang dengan namanya yang sesuai jenis kelaminnya. Kalau anak perempuan dengan nama perempuan. Kalau lelaki, dengan nama lelaki. Jadi jangan memberi nama anak atau memanggil nama yang tidak sesuai jenis kelaminnya. Misalnya, anak laki dikasih nama Devi, kan itu seperti nama anak perempuan. Begitu juga dengan nama panggilan. Anak perempuan jangan dijuluki dengan sebutan anak laki-laki, misalnya "si perkasa". Pakaian juga begitu. Penting sekali untuk memperjelas pakaian sesuai jenis kelaminnya. Sehingga anak mengenal, menyadari dan menjadi nyaman dengan dirinya sesuai jenis kelaminnya. Kalau dia lelaki, dia nyaman menjadi anak laki-laki. Kalau dia perempuan, dia juga senang menjadi perempuan.
Mengapa perlu pendidikan seksualitas sejak dini? Agar anak bisa memiliki jati diri positif, kepribadian dan berperilaku sesuai jenis kelaminnya, termasuk jg bagaimana menjaga dirinya dalam pergaulan.
2. Kita harus ajarkan masalah Aurat, yaitu bagian tubuh yang harus dia jaga. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya berharga. Oleh karena itu harus dijaga. Tidak boleh sembarang di perlihatkan, di sentuh oleh orang lain kecuali oleh dirinya atau ibunya. Juga tidak boleh dipermainkan. Tetapi harus dia jaga. Bagian tubuh mana yang boleh di perlihatkan dan disentuh oleh orang lain, hanya kepala (leher ke atas), tangan dan kaki (lutut kebawah).
3. Anak juga harus diajarkan bagaimana interaksi dengan orang di sekitarnya. Kepada siapa saja dia boleh salim, boleh bermanja/melendot, minta gendong, bersentuhan, berdekatan. Anak harus belajar batasan interaksi dengan orang di luar keluarga, misalnya dengan supir, satpam, tetangga, tukang jajanan dll di luar keluarga. Di dalam keluarga juga anak harus belajar membedakan bagaimana bila dengan Ayah, Paman, Kakek. Misalnya terlihat auratnya hanya boleh dengan Ibu. Salim/cium tangan hanya dengan orangtua, nenek, paman, bibi. Tapi tidak boleh kalau dengan orang lain (tetangga, satpam/supir, dll). Bukan karena kesombongan tapi karena berlatih menjaga diri.
4. Anak juga harus belajar adab-adab terkait interaksi dengan orang lain. Yaitu :
- Adab meminta ijin untuk masuk kamar orangtua. Anak sudah dilatih untuk tidur terpisah dari ortu.
- Adab memandang. Ada hal yang boleh dilihat/diperhatikan . Ada yang tidak boleh dilihat.
- Adab berpakaian. Batsan pakaian sesuai jenis kelamin
- Adab interaksi dengan lawan jenis. Tidak memeluk yang bukan keluarga.
5. Anak di usia PAUD harus di jaga dari hal-hal yang merusak fitrahnya. Yang berkait dengan porno aksi/pornografi. Oleh karena itu mereka tidak diperbolehkan menggunakan gadget tanpa pendampingan. Harus di kontrol waktu dan konten yang dilihat.
Bagaimana cara mengajarkan hal-hal di atas untuk anak usia dini?
Karena ini adalah sesuatu yang harus dipahami dan menjadi sebuah keterampilan baru bagi anak, maka memang tidak bisa di ajarkan hanya sekali dua kali. Tetapi harus sering dan berulang. Dengan berbagai cara yang sesuai dengan karaktetistik usia PAUD, yaitu dengan :
- Bercerita
- Bernyanyi
- Bermain/role play atau simulasi.
Penulis:
Perwitasari, Psi
Psikolog dan Trainer Yayasan Kita dan Buah Hati
KOMENTAR