Kiai Manan ditengah jamaah Majelis Nurul Ihsan Cijantung (Foto: RN) RamahNUsantara, Jakarta - Memperkuat pemahaman dan pe...
RamahNUsantara, Jakarta
- Memperkuat pemahaman dan pengamalan Islam
Ahlu Sunah Wal Jamaah, ikutilah para ulama ulama, tidak menjauh dari ulama. Ulama yang
mengamalkan Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, sumber hukum Islam yang
disepakati jumhur ulama, sesuai dengan ajaran Nahdlatul Ulama.
Hal tersebut disampaikan Kiai
Abdul Manan Ghani,
saat ceramah selapanan, ditengah jamaah MT Nurul Ihsan Cijantung, Pasar Rebo
Jakarta Timur. Kamis malam (2/11/17), yang digelar setiap bulan sekali.
Kiai Manan mengungkapkan, ada sebagian kelompok yang berpendapat tidak perlu ikut ulama, langsung saja kembali kepada Al Quran dan Sunah tanpa melalui ulama.
Padahal, “Al-ulama waratsatul anbiya, ulama adalah pewaris para Nabi, tidak
hanya sebatas, sahabat, ulama semasa Nabi Muhammad saw, tetapi juga para ulama
yang hidup pada zaman setelah Nabi sampai sekarang,” tutur kiai Manan.
Lebih lanjut kiai asal Cirebon yang
juga ketua PBNU, Islam datang ke Nusantara ini melalui para ulama, mengenalkan
dan mengajarkan masyarakat Nusantara dengan bertauhid kepada Allah swt, bukan
langsung mengenal Islam tanpa ulama, dan penduduk Nusantara belajar, dibimbing
oleh para ulama, kalau tanpa ulama apakah mereka mengenal Islam.
“Jangan belajar ilmu agama tanpa ulama, karena
untuk berlangsungnya ajaran Nabi saw belajarlah dengan ulama bukan dengan
syaikh youtube maupun kiai google”, katanya.
Pemahaman Islam dikembangkan ditengah masyarakat, caranya dengan menjadikan majelis ta’lim untuk mendidik dan
menuntun umat dari ketersesatan belajar agama tanpa guru tanpa ulama.
“Tidak cukup belajar agama hanya
dengan Al Qur’an dan Hadist terjemahan saja, mesti bertabayyun kepada ulama,
guru guru untuk meluruskan pemahaman Islam, dengan datang ke majelis ta'lim," paparnya.
Hal tersebut menurutnya juga
diperparah hanya dengan belajar agama melalui buku terjemahan, Al Qur’an
terjemahan, hadist terjemahan, sudah berani berfatwa.
"Ada penceramah zaman sekarang
ini berfatwa tanpa ilmu, beristinbat pengambilan hukum Islam tanpa ilmu, hanya
mengandalkan terjemahan," ungkapnya lagi
Ia juga kembali mengungkapkan, ulama
memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, di Jawa
Timur, ada Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maulana Maghribi),
Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim), Sunan
Drajad (Raden Kosim atau Syarifudin Masih Munad atau Sunan Sedayu).
Di Jawa Tengah ada Sunan Kalijaga
(Raden Mas Syahid atau Syekh Malaya), Sunan Kudus (Ja`far Sadiq atau Raden
Undug), Sunan Muria (Raden Umar Said), di Jawa Barat Sunan Gunang Jati (Syarif
Hidayatullah).
Rais Akbar NU, Ulama besar Nusantara, Kiai Hasyim Asy’ari
Allahuyarham, belajar ilmu hadist dengan para ulama, kiai kiai NU belajar agama
melalui ulama.
"Agar tidak tersesat belajarlah
dengan para ulama, ikutilah ulama yang mempunyai sanad keilmuannya sampai
kepada baginda nabi Muhammad saw," pungkasnya.
(Red-RN)
KOMENTAR