Foto: NU Omlne RamahNUsantara, Jakarta - Berikut ini adalah rangkaian doa sesudah selesai wudhu. Doa-doa ini sebaiknya diucapkan ket...
Foto: NU Omlne |
RamahNUsantara, Jakarta - Berikut ini adalah rangkaian doa sesudah selesai wudhu. Doa-doa ini
sebaiknya diucapkan ketika kita keluar dari tempat berwudhu, sambil
menengadahkan tangan, menghadap kiblat, dan dilakukan cukup dengan
berdiri saja. Doa-doa ini kami sarikan dari karya Imam Nawawi al-Bantani
dalam kitab Nihâyah al-Zain, hal. 34.
Doa tersebut ialah:
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ
التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Asyhadu
al lâ ilâha illaLlâh wahdahu lâ syarîka lah, wa asyhadu anna muhammadan
‘abduhu wa rasûluhu. Allahumma ij’alni minat tawwâbîna waj’alni minal
mutathahhirîn. Subhânaka Allâhumma wa bihamdika asyhadu al lâ ilâha illa
Anta astaghfiruka wa atûbu ilaik. Wa shallaLlâhu ‘ala sayyidina
Muhammad wa `âli Muhammad.
“Aku bersaksi
tiada Tuhan selain Allah, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya
Allah, jadikanlah aku sebagian dari orang-orang yang bertaubat, dan
jadikanlah aku sebagian dari orang yang suci. Maha suci engkau Ya Allah,
dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau, aku
meminta ampunan pada-Mu, dan bertaubat pada-Mu. Semoga berkah rahmat
Allah senantiasa terlimpahkan pada nabi Muhammad dan keluarganya.”
Selanjutnya,
bila masih sempat, artinya tidak terburu-buru karena semisal waktu
shalat akan habis, atau shalat jama’ah akan segera didirikan, maka
sebaiknya dilanjutkan dengan membaca surat al-Qadr 1, 2 atau 3 X, dan
dilanjutkan dengan doa:
اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ وَوَسِّعْ فِيْ دَارِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْ رِزْقِيْ وَلَا تَفْتِنِّيْ بِمَا زَوَيْتَ عَنِّيْ
Allahumma ighfir li dzanbî wa wassi’ fî dâri, wa bârik fî rizqiî, wa lâ taftinî bi mâ zawaita ‘annî.
“Ya
Allah, ampuni dosaku, lapangkan tempat tinggalku, berkahi aku dalam
rizqi, dan jangan Engkau fitnah aku dengan halangan dari-Mu”.
Tatakrama
selanjutnya ialah, sebaiknya tidak mengelap air sisa wudhu yang
menempel di tubuh, khusunya menggunakan handuk atau sapu tangan. Ini
karena wudhu merupakan ibadah, maka air wudhu yang menempel pada tubuh
kita merupakan air yang penuh keberkahan ibadah. Sebagaimana dijelaskan
oleh Imam al-Syirazi dalam kitab Al-Muhadzdzab juz I, hal. 44:
ويستحب
أن لا ينشف أعضاءه من بلل الوضوء لما روت ميمونة رضي الله عنها قالت:
أدنيت لرسول الله صلى الله عليه وسلم غسلاً من الجنابة فأتيته بالمنديل
فرده ولأنه أثر عبادة فكان تركه أولى
“Dan
disunnahkan tidak mengelap anggota tubuh dari sisa basah sehabis wudhu,
sebagaimana diriwayatkan oleh Maimunah RA yang berkata: “Aku
menghampiri Rasulullah SAW sesudah beliau bersuci, kemudian memberikan
handuk pada beliau, dan beliau menolaknya. Alasan lain ialah karena sisa
basah wudhu tersebut merupakan efek ibadah, maka sebaiknya tidak
dihilangkan”. Wallahu a’lam. (NU Online)
KOMENTAR