Foto : NA/RN RamahNUsantara, Jakarta - Beberapa Hikmah MAN 15 Jakarta Berwisata di Jawa Barat. Oleh: Drs.Nur Ali Al-Fatawiy I. ...
Foto : NA/RN |
RamahNUsantara, Jakarta - Beberapa Hikmah MAN 15 Jakarta Berwisata di Jawa Barat.
Oleh:
Drs.Nur Ali Al-Fatawiy
I. Pendahuluan
Menurut P.Arief Maulana, S.Pd, MM dari Kanwil Kemenag DKI Jakarta bahwa atas prestasi yang dimiliki pada periode 2015/2016 tersebut oleh MAN 15 Jakarta, di akhir tahun 2016/2017 ini tepatnya pada Rabu-Sabtu, 13-15 Desember 2017.
Untuk meningkatkan propesionalisme guru dan karyawan, maka diadakanlah "Workshop Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 ini di Hotel Sampireun, Jalan Raya Samarang Kamojang KM 4, Kampung Ciparai, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Jawa Barat.
Oleh karena itu Workshop Penilaian Pembelajaran di MAN 15 Jakarta ini dibuat tema: "Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme kinerja guru serta tenaga kependidikan", dan untuk meningkatakan ukhuwah steakholder MAN 15 Jakarta, maka selain dipelajari tentang pendidikan juga diadakan wisata.
Il. Hikmah MAN 15 Jakarta Berwisata di Jawa Barat
Hikmah yang dapat dipetik dari acara MAN 15 Jakarta berwisata di luar kota ini, di antaranya sbb:
A. Tadabbur Alam
Melihat alam Jawa Barat, khususnya Garut dimana suasananya masih alami, ada danau atau empang luas, selain dihiasi ikan lele, mujair, nilem dan ikan mas yang besar-besar, juga dihiasi dengan perahu-perahu dan getek.
Getek ialah semacam perahu yang terbuat dari bambu panjang tersusun, bertumpuk-tumpuk sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyeberangi danau itu, bahkan dibangun di tengahnya semacam gubuk kecil dengan meja diletakkan di dalamnya.
Suasana alaminya itu luar biasa, setiap sore getek besar yang sengaja diletakkan di tengah danau, selalu dihampiri burung bangau tongtong menunggu kalau-kalau ada ikan kecil yang bisa disamber untuk makanannya. Burung tersebut ternyata pantang menyerah untuk mencari rizki.
B. Tafakkur Alam
Bagaimana tentang manusia di Sukakarya Garut ini? Burung pandai dalam mencari rizki? Mari kita tafakkur tentang kelebihan manusia dalam memperlakukan alam.
1) Kreativitas Alam
Lingkungan Alam Hotel Sampireun yang terletak di daerah Garut ini terdapat kreativitas yang perlu dicontoh.
Hampir di setiap sisi danau yang luas itu dibangun rumah-rumah kayu dan anyaman daun kelapa untuk atapnya. Rumah ini seolah-olah berada di atas perairannya, lingkungan ini alami dirubah menjadi sumber ekonomi kreatif dan bisa menguntungkan.
Tidak hanya turis domestik yang hadir tapi juga turis dari manca negara, khususnya Belanda, seperti William Holland dan teman-temannya yang sempat berfoto ria bersama P.Ali.
2) Kreativitas Bambu
Kreativitas bambu ini bukan hanya dijadikan untuk pagar rumah seperti rumah Jakarta Tempo Doeloe, tapi juga bisa dijadikan sebagai alat musik tradisional yang disebut angklung atau calung yang gambarnya bisa dilihat pada uang logam Rp1.000, keluaran tahun 2010, dan yang dulunya musik itu baru sekedar milik lokal, sekarang sudah jadi musik nasional. MAN 15 Jakarta pun kadang menampilkannya saat ada acara pelepasan siswa-siswinya.
3) Kreativitas Perkulitan
Adanya istilah domba Garut yang menjadi sumber adanya kulit domba menunjukkan bahwa kreativitas kulit domba di wilayah Garut ini sudah mentradisional, dijadikan macam-macam aksesoris.
Aksesosir itu ada yang berupa: baju, sepatu, tas, dompet, ikat pinggang, sarung golok bahkan ada yang dijadikan krupuk sebagai makanan dan lain-lain yang harganya mulai puluhan ribu sampai ratusan ribu bahkan ada yang hampir satu jutaan rupiah.
4) Makanan pokok
Alam lndonesia termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat atau lainnya, punya makanan pokok yang dihasilkan dari pohon padi. Seperti halnya buah kurma yang mayoritas tumbuh di Timur Tengah, maka nama-namanya banyak sekali, seperti: (رطب), (تمر), atau lainnya yang bermakna: kurma,
Tidak ketinggalan pula makanan pokok kita. Ketika masih di tangkai disebut padi, ketika terlepas dari tangkainya, disebut gabah, ketika masih mentah, namun sudah terkelupas kulitnya, disebut beras.
Kulit padi yang sudah terpisah disebut dedek, gempalan beras yang kecil-kecil disebut menir, jika berasnya sengaja ditumbuk sampai hancur lebur maka disebut tepung. Jika berasnya beras ketan dan sudah tanak, lalu ditumbuk sampai lembek, maka disebut uli.
Beras setelah tanak disebut nasi, jika ditanak tapi hancur belair maka disebut bubur. Nasi yang sudah dicetak dan dikeringkan disebut rengginang. Nasi yang ditanak terbungkus dalam anyaman daun kelapa yang segi empat, disebut ketupat.
Jika bentuk nasinya sama seperti ketupat itu, namun di tengah-tengahnya ada bumbu, terbungkus dengan daun pisang, maka namanya bacang (Sunda,Red.) dan jika bentuknya lonjong seperti entong disebut lontong. Orang lnggris menyebut itu semua dengan sebutan rice, sedangkan orang Arab: ruz (الرز).
Kita makan nasi tapi ada yang tidak disebut makan nasi, jika kita makannya pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari. Jadi, disebutnya apa? disebutnya makan pagi, makan siang, makan sore atau makan malam.
Bicara masalah makan ini, ada kebiasaan kita makan nasi lebih dahulu, baru makan buah. Kenapa demikian? Padahal Nabi kan, tidak begitu, kalau Nabi: makan buah dulu, baru makan makanan pokok.
Apa kira-kira perbedaan yang dirasakan, antara perbedaan makannya Nabi dengan makannya kita? Silahkan.
تفكروا في خلق الله
Mafhumnya:
Bertafakkurlah, kata Nabi.
Ill. Out Bond
Dua kata out dan bond ini amat familiar di telinga kita walaupun jika dicari di kamus besar bahasa lndonesia pun ternyata belum ada. Mencari di kamus bahasa lnggris pun jarang. Ada satu-satunya yang mendekati kata out bond terdapat dalam kamus yang ditulis oleh Hassan Shadily, yakni, tiga kata: "out of bounds", tiga kata teraebut setelah dihubungkan dengan istilah out bond, maka bisa dikatakan mendekati.
Tulisan untuk tiga kata atau dua ucapan ini ternyata ada beberapa bentuk. Ucapan untuk kata yang pertamanya, sepakat bertuliskan: "out", sedangkan ucapan atau kata keduanya ikhtilaf menjadi tiga bentuk tulisan, mungkin "bond" (kontrak, perjanjian, Red.) atau "bone" (tulang, pokok, Red.) atau "bounds" (sport).
Masalah asal-usul tulisan istilah out bond, bagi kita sepertinya tidak ada permasalahan. Namun ketika ada yang bertanya: Apa sih, artinya: out bond? Langsung yang ditanya menertawakan si penanya karena sudah gini hari masih bodoh tidak tahu istilah out bond.
Namun yang menertawakan pun sebetulnya belum tahu bagaimana tulisannya dan apa arti secara bahasanya, itulah masa bodohnya kita, tidak peduli, tidak perlu. Pokoknya out bond adalah sebuah permainan kerja sama dalam kelompok, mereka sepakat untuk memperoleh tujuan yang disepakati itu.
Sebelum diadakannya out bond dalam wisata MAN 15 Jakarta ini, para guru begitu bergembira ria, berperahu ria, mendayung di danau kedalaman tiga meter lebih yang begitu luas dan lebar.
Berkata Bu lda kepada Ncang (suatu panggilan untuk kakaknya paman bagi orang Betawi): "Ncang, tadi aye lihat, ndayung sendirian, berani amat Cang, emang, bisa berenang, Cang?. Enggak, jawab si Ncang. Itu artinya bahwa saking suka rianya berperahu, tanpa peduli bisa berenang atau tidak, tuh Ncang.
Kegiatan berperahu ria itu dilakukan di waktu-waktu senggang, kapan saja ada waktu selagi cuaca tampak terang, mereka berada di atas perahu, sambil mendayung, melewati ikan-ikan mas yang rata-rata besar-besar dan berwarna-warni yang sedang ke sana ke mari.
Kemudian, pada waktunya dilaksanakanlah out bond yang meliputi:1) Balapan perahu dan 2) Menyeberang kolam melalui selang, masing-masing dua orang, saling berhadapan.
Balapan perahu, masing-masing perahu ada lima peserta. Rutenya: mengelilingi getek besar terletak di tengah danau, yang lebih cepat sampai finish, itulah pemenang. Akhirnya juara 1 diraih oleh kelompok P. Pursidi, juara 2 oleh
P.Triyono, dan juara 3, oleh P. Nanang.
Lomba yang lainnya adalah menyebrang kolam melalui selang, masing-masing peserta itu berpasangan, berjalan di atas selang, pasangan yang selamat sampai finish, itulah yang menang. Berikut, pasangan yang menang. Juara 1, diraih oleh pasangan P.Abdul- Gofur-Asbulloh, juara 2 oleh P.Nur Ali-Hardiansyah, dan juara 3, oleh B.Erni Julia-Desmarlina.
------------------------------
Penulis:
Rois Syuriyah MWC NU Cipayung Jakarta Timur.
KOMENTAR