Foto: laduni.id RamahNUsantara, Jakarta - Kombinasi perkembangan teknologi di bidang kecerdasan buatan, pengembangan karet sinte...
Foto: laduni.id |
Salah satu manfaat yang dapat dipetik dari perkembangan teknologi di atas adalah adanya pengembangan teknologi robot. Namun demikian bagi sebagian kelompok bisnis, memandang perkembangan teknologi robot diarahkan sebagai robot dengan keperluan pemuasan seksual seseorang, maka jadilah robot seks.Seorang ilmuwan memperingatkan akan dampak dari robot seks. Noel Sharkey menyatakan bahwa adanya robot-robot ini memudahkan orang untuk berhubungan seks, dan ini bisa berdampak pada kemanusiaan.
Sudah lama dari fiksi ilmiah menceritakan tentang robot seks, namun, dengan perkembangan boneka seks yang lebih realistis, kini robot seks telah menjadi bagian dari kehidupan nyata.
Seorang ilmuwan komputer yang bekerja untuk Foundation of Responsible Robotics bernama Noel Sharkey, menyatakan bahwa robot seks membuat akses terhadap seks mudah didapatkan dan ini bisa mengubah manusia selamanya. Dalam film dokumenter "Sex Robots and Us", Noel Sharkey memperingatkan kerusakan pada masyarakat yang dapat ditimbulkan oleh robot yang kini semakin populer ini.
Robot yang merupakan mesin-mesin ini menjadikan seks menjadi "sangat mudah" dan "mengubah manusia sepenuhnya". Ilmuwan ini menjelaskan kekhawatirannya, "Kita melakukan semua hal ini dengan mesin hanya karena kita bisa dan tidak benar-benar berpikir bagaimana ini dapat mengubah kemanusiaan sepenuhnya.Robot-robot ini dapat merampas makna hidup kita dan mengubah kita menjadi zombie."
Hubungan badan berdasarkan cinta antara pasangan akan berkurang digantikan dengan hubungan seks tanpa perasaan dengan robot. Selain itu, Noel Sharkey juga melihat sumber bahaya lain dari perkembangan robot seks. Ia mewanti-wanti bahwa robot seks anak adalah konsekuensi tak terelakkan dari revolusi seksual ini. Ia pun menyerukan pelarangan penjualan boneka seks yang menyerupai anak-anak.
Saat ini robot seks, bisa jadi, merupakan tren masa depan dan menjadi industri yang menguntungkan. Sebuah penelitian di Perancis baru-baru ini menyebutkan bahwa 27 persen warga berusia antara 18 dan 34 berhasrat melakukan hubungan seksual dengan robot. Penelitian ini juga menunjukkan, jumlah pria yamg tertarik menjalin hubungan seperti ini jumlahnya tiga kali lebih besar dibanding perempuan.
Studi yang dilakukan Universitas Manitoba Kanada sejak tahun 2017 menyoroti meningkatnya jumlah orang yang "mengkonsumsi seks digital” di dunia maya, dan juga warga yang lebih menyukai hubungan dengan robot daripada dengan manusia. Dr Neil McArthur, salah seorang peneliti, menjelaskan bahwa semakin banyak yang akan mengidentifikasi diri sebagai "pelaku seksual digital" sejalan dengan perkembangan teknologi robot yang diimplementasikan ke dalam konteks romantis.
Perkembangan teknologi robot, khususnya robot seks yang memiliki dampak buruk seperti di atas, memberikan tantangan bagi kalangan agamis untuk memberikan fatwa kepada masyarakat untuk menjaga kemuliaan peradaban manusia. Sudah siapkah kita?
(laduni.id)
KOMENTAR