Foto : SuyudLukman (26/09/17) RamahNUsantara - Jakarta , Saat anak manusia lahir, sebagai orangtua dari anak tersebut tentu perlu memb...
Foto : SuyudLukman (26/09/17) |
Nama seorang anak akan memberikan dampak psikologi yang cukup besar. Menurut Irawati Istiadi (2003) dalam bukunya “Mendidik Anak dengan Cinta”. Salah satu pengaruh psikologi itu adalah pencitraan diri. Ada benarnya jika orang menganggap nama laksana do’a. saat nama anak disebut, ia akan direkam oleh otak dan masuk kealam bawah sadarnya. Jika nama anak mengandung nilai positif akan merangsang dan memudahkan bawah sadarnya untuk memunculkan perwatakan yang positif. Sebaliknya, dengan panggilan yang kurang baik dan sudah direkam dalam bawah sadarnya, akan membentuk pencitraan yang negatif pula, seperti tidak percaya diri, sakit hati, pesimis dan lain sebaginya. Di dalam al-Qur’an (49:11) Allah Swt mengingatkan, “dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”
Jika anak kita bertanya,” ayah mengapa namaku Abdurrahman”? maka kita akan menjawab “karena ayah dan ibu mencintaimu, ayah dan ibu juga ingin kau dicintai Allah, Rasulullah Saw bersabda, “sesungguhnya nama-nama kamu sekalian yang paling disukai Allah Yang Maha perkasa lagi Maha Agung adalah Abdullah dan Abdurrahman.”
Kita
sebagai orangtua juga akan menasehati anak kita agar memanggil nama saudara,
teman-temannya, orang yang lebih muda atau lebih tua disekitarnya, dengan
panggilan yang baik penuh rasa hormat, sayang dan ketulusan. Setiap nama adalah
do’a, setiap nama yang kita panggil atau kita sapa adalah do’a untuk orang yang
kita panggil dan kebaikan untuk kita yang memanggil.
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan
kebaikan bagi saudaranya baik tanpa atau sepengetahuannya, melainkan malaikat
akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912).
Allahummaj
'alna haadzal ismi mubaarakal lahu fiiman khafaka wattaqaka, waj 'allahu
bil waalidaini ihssaana.
Ya Allah! Jadikanlah nama ini memberi berkah baginya, menjadi anak yang taqwa kepada Allah
dan berbakti kepada ibu bapanya.
Allahumma thawwil 'umurahu fii thaa 'atika shahhih ajsaadahu, Allahummaj 'Alahu za 'iiman
fi kabirihi, wa tsabbit imaanahu 'alaa balaa ik.
Ya Allah! Panjangkanlah umurnya dalam mentaati agama Engkau, sehatkanlah tubuhnya.
Jadikanlah dia sebagai pimpinan setelah dewasa, dan tetapkanlah imannya menghadapi cobaan
dunia dan akhirat.
Semoga buah hati kita menjadi pribadi yang
memahami namanya karena Allah, agar setiap nafas dan langkahnya bermula dari
rasa cintanya kepada Allah dan orang-orang disekitarnya yang juga mencintai
Allah. Aamiiin. (slh-pondokranggon)
KOMENTAR