Foto: RN (15/11/17) RamahNUsantara, Jakarta - Pameran Pendidikan Islam Internasional akan digelar di Indonesia Convention Exhibition (...
Foto: RN (15/11/17) |
RamahNUsantara, Jakarta - Pameran Pendidikan Islam Internasional akan digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, 21-24 November 2017 mendatang.
Pameran yang mengambil tema “Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia” ini akan menampilkan berbagai lembaga pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri yang menempati lebih dari 200 stand pameran.
Pameran yang berlabel International Islamic Education Expo ini diperkirakan akan menjadi even pendidikan terbesar di Indonesia dan menjadi referensi utama para pencari studi Islam dalam berbagai program dan jurusan.
Sejumlah acara akan diintegrasikan dalam expo ini, antara lain Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies, AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik Madrasah.
Pameran yang akan berlangsung selama empat hari ini diharapkan dapat menyebarluaskan berbagai informasi mengenai khazanah pendidikan Islam di Indonesia kepada pengunjung asing dan sebaliknya.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI ini sebenarnya menjadi bagian dari rencana besar menjadikan Indonesia menjadi sentra pendidikan islam dunia. Dalam jangka pendek, pameran ini akan membuat Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat luas secara nasional maupun internasional sebagai tujuan studi Islam yang menarik.
Pameran ini akan lebih meriah karena menampilkan pentas seni pelajar dan mahasiswa dari berbagai lembaga pendidikan Islam terkemuka di Indonesia. Acara ini diyakini akan menarik perhatian dunia bahwa Indonesia memiliki tawaran menarik dalam studi Islam.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan,Indonesia adalah tujuan yang tepat bagi studi ilmu-ilmu agama. Selain karena model keislaman yang inklusif, Indonesia juga kaya akan lembaga pendidikan Islam bermutu.
“Selama ini studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat, karena mereka telah terlebih dahulu mengembangkannya. Namun dari segi konsep, Indonesia berani dibandingkan,” katanya di Kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (15/11/2017).
Di Indonesia saat ini terdapat 700 pendidikan tinggi Islam, 77.000 madrasah tingkat menengah, dan 28.000 pesantren. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, mencapai 200 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total penduduk, Indonesia relatif stabil dan minim masalah terorisme.
Dalam keberagaman etnis, budaya, dan agama, lanjut Kamaruddin,Indonesia berhasil mengembangkan keislaman moderat rahmatan lil alamin yang terbukti tahan guncangan.
“Di level dunia, Indonesia banyak menjadi obyek studi keislaman inklusif karena di negara ini berbagai perbedaan dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Sangat berbeda dengan keislaman di Arab dan Afrika yang lebih labil,” tambahnya.
Berdasarkan potensi-potensi tersebut Indonesia layak mendapatkan pengakuan sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia.
Keislaman Indonesia diperkuat oleh berbagai organisasi kemasyarakatan yang saling mendukung sehingga membentuk wajah Islam Nusantara yang moderat, ramah, dan aplikatif. (TIM IIEE Media Center/RN)
KOMENTAR