RamahNUsantara, Jakarta - Sosialisasi dan Pelatihan Generasi Milenial dalam menanggulangi Hoax bertajuk "Generasi Minenial Tanpa...
RamahNUsantara, Jakarta - Sosialisasi dan Pelatihan Generasi Milenial dalam menanggulangi Hoax bertajuk "Generasi Minenial Tanpa Hoax". Forum diskusi yang digagas oleh KISI (Komunitas Internet Seluler Indonesia) dihadiri langsung oleh Pembina KISI H.Edy Haryanto, Rektor UIC Prof. Dr. Musni Umar, Perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Lembaga Infokom dan Publikasi (LTN) PBNU dan organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila yang di selenggarakan di Aula Prof. Dr. Bahder Djohan Kampus Unibersitas Ibnu Chaldun (UIC) Rawamangun Jakarta Timur, Jumat siang (22/12/17).
H. Muhammad Iqbal, ketua penyelenggara, mengatakan, "Penyebaran hoax menjadi trending dalam lima tahun belakangan ini di media sosial Indonesia", mengawali diskusi.
Menurutnya, cara ini tidak terlepas dari situasi memanasnya eskalasi politik di tanah air. "Hoax adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang diplintir atau direkayasa untuk tujuan lelucon hingga serius (politis)," ujarnya.
Selain itu, penasihat KISI Edy Haryanto, menyampaikan dalam sambutannya, berdirin KISI sejak 2009 tujuan utamanya adalah mencegah penyebaran hoax.
"Fenomena penyebaran informasi melalui HP yang tidak seimbang akan menyebabkan gejolak dimasyarakat, untuk itu selama 9 tahun KISI aktif mengadakan acara gathering komunitas penggiat medsos dan forum diskusi untuk sosialisasi menangkal hoax," katanya.
Ia berharap kedepannya kegiatan KISI dapat didukung penuh oleh pemerintah.
Rektor UIC, Musni Umar mengingatkan, pentingnya menangkal bahaya hoax. Ia mengatakan, "Ketika dapat informasi sebaiknya tidak langsung disebar luaskan dan ketika dapat informasi tidak jelas harus dicari kebenarannya dan kalau bisa langsung dikonfirmasi dari sumbernya, dan jika itu benar silakan disebar luaskan", jelasnya.
Kasdep Sumber Daya Kementerian Pemuda Kemenpora, M Bagus, mengemukakan, media sosial seperti Whatsapp atau Instagram yang sering menerima video dan gambar hoax.
"Kita sepakati untuk menghindari, agar tidak menimbulkan pertikaian, sebagai mahasiswa tentunya dapat mencegah hal tersebut dengan cara mengkonfirmasi langsung ke sumbernya", tuturnya.
Ia mengungkapkan, "51 % kasus penyebaran isu hoax sudah sampai ke jalur hukum, Jangan sampai dengan hoax ini kita (mahasiswa) bersinggungan dengan hukum, karena menyebarkan isu yang tidak jelas", katanya.
Lanjutnya, dalam Islam sendiri seperti yang di lansir oleh Ahmad Darojul berita bohong (hoax) dalam dunia Islam disebut haditsul ifqi datang dari masa ke masa dengan gaya dan cara sendiri.
"Hoax akan datang menyasar pada siapa pun dan sengaja dibuat untuk menjatuhkan seseorang, lembaga, masyarakat luas bahkan kewibawaan bangsa dan negara", ungkapnya.
Sementara itu, Mukhlisin mewakili ketua LTN PBNU menyampaikan, pentingnya aspek pertanggung jawaban atas segala apa yang lakukan baik di media online maupun dunia nyata.
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggunjawabannya", katanya.
Ia juga berharap, "sebagai pemuda, mari kita bersama-sama seluruh komponen bangsa mewujudkan generasi muda yang kritis dan cerdas dalam membaca, mensikapi dan menyebarkan informasi", tambahnya. (MMN/RN)
KOMENTAR