RamahNUsantara, Jakarta -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengakui bahwa pemberdayaan ekonomi warga itu program yang memerlukan...
RamahNUsantara, Jakarta -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengakui bahwa pemberdayaan ekonomi warga itu program yang memerlukan energi besar, baik pemikiran, konsep hingga implementasinya. Meskipun sulit, PBNU menghimbau agar semua pihak yang telah melakukan program pemberdayaan ekonomi warga tidak putus asa.
"Kita bisa melihat hasil program di bidang kesehatan, seperti pendirian rumah sakit. Kita juga bisa melihat capaian di bidang pendidikan, seperti mendirikan sekolah dan universitas. Namun kita tidak pernah mudah melihat sejauh mana capaian program kita di bidang pemberdayaan ekonomi warga," kata Prof. Dr. Kiai Said Aqil Siroj, MA, Ketua Umum PBNU dalam paparan program saat rapat Syuriah-Tanfidziyah PBNU, Selasa (6/3/2018) siang.
Menurut Kiai Said Aqil, pemerintah pun mengalami kesulitan yang sama saat diminta untuk menunjukkan sejauh mana capaian di bidang pemberdayaan ekonomi warga. Kesulitan ini bukan karena kemalasan dan kejumudan pemerintah, namun karena kompleksitas bidang ekonomi yang melibatkan dua ratus lima puluh ribu juta warga Indonesia.
"Contoh sederhana, Pak Jokowi ingin membantu permodalan masyarakat melalui NU dengan mengucurkan dana total Rp.1,5 Triliun. Namun sampai saat ini Kementerian Keuangan kesulitan mencari skema pembiayaan tersebut karena pemerintah terbentur aturannya sendiri. PBNU minta bunga yang dibebankan kepada masyarakat paling tinggi 7% tapi pemerintah belum bisa memenuhi," kata Kiai Said Aqil.
Akibatnya, imbuh Kiai Said Aqil, pemerintah sampai saat ini masih belum bisa merealisasikan program mulia tersebut. Padahal jika hal ini teralisasi maka sangat membantu menggerakkan ekonomi warga masyarakat bawah.
"Bunga yang dikenakan dari dana PKBL sudah bagus, 3% pertahun. Hanya nominalnya masih terbatas. Jika Rp.1.5 Triliun ini dikenakan bunga, tak perlu 3%, cukup 7% maka gairah ekonomi masyarakat kecil akan tampak bergerak cepat," tutur Kiai Said Aqil.
Kesulitan gerakan ekonomi warga karena aturan ini harus ditemukan solusinya. Diantaranya dengan cara mendorong masyarakat untuk bisa membiayai diri sendiri. Program yang akan digalakkan NU adalah gerakan Koin NU.
"Tahun 2017 gerakan Koin NU sudah mampu mengumpulkan modal Rp. 250 Miliar. Kita perlu gerakkan lagi hingga di tahun 2018 ini mampu membukukan hingga satu triliun rupiah," kata Kiai Said Aqil.
Rapat Syuriah-Tanfidziyah PBNU ini membahas beberapa agenda, termasuk persoalan internal NU dan kemasyarakatan. (ANW/KSF).
KOMENTAR