Foto: mipgmcirebon.com RamahNUsantara, Jakarta,- Menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk mengajarkan hal-hal positif terutama d...
Foto: mipgmcirebon.com |
RamahNUsantara, Jakarta,- Menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk mengajarkan hal-hal positif terutama dalam hal menghormati antar umat manusia. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi pembelajaran bagi anak-anak untuk saling menghormati serta menciptakan kehidupan sosial yang aman dan damai.
Lingkungan rumah dan sekolah memegang peranan penting dalam
mengembangkan toleransi beragama. Jika lingkungan rumah atau sekolah yang
ditemui anak bersifat heterogen maka anak dapat memahami dan memaklumi perbedaan
agama dan kebiasaan yang dilakukan masing-masing agama.
Pada bulan April ini kita akan memperingati Hari
Kartini. Biasanya Lembaga-lembaga pendidikan, instansi pemerintah,
perusahaan-perusahaan mengadakan beberapa acara untuk memperingatinya dengan
menunjukkan keberagaman budaya Indonesia, misalnya dengan mengenakan pakaian
daerah tertentu. Ini menunjukkan bahwa berbeda-beda tetapi Indonesia tetap satu
jua.
Mengajarkan sikap toleransi
sejak dini, anak-anak akan menyerap hal-hal positif dan menjadikan toleransi
sebagai landasan kehidupan mereka dalam bermasyarakat, Agama Islam
sebagai manhaj al-hayat membimbing manusia untuk hidup damai dan berdampingan
agar selamat, ‘rahmatan lil ‘alamin”.
Keberagaman merupakan rahmat dari Allah Swt. Sang Pencipta menciptakan
perbedaan agar manusia bisa saling menghormati. Oleh karena itu, anak-anak harus diajarkan sikap saling menghargai.
Anak-anak juga diajarkan untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Allah
berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.”
Ayat
ini menegaskan, dijadikannya manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku adalah
untuk saling mengenal satu sama lain (lita’ârafû). Menurut al-Baghawi
dan al-Khazin, ta‘âruf itu dimaksudkan agar setiap orang dapat
mengenali dekat atau jauhnya nasabnya dengan pihak lain, bukan untuk saling
mengingkari. Berdasarkan ayat ini, Abd ar-Rahman as-Sa’di menyatakan bahwa
mengetahui nasab-nasab merupakan perkara yang dituntut syariat. Sebab, manusia
dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku memang untuk itu. Karena itu,
seseorang tidak diperbolehkan menasabkan diri kepada selain orangtuanya.
Dengan mengetahui nasab, berbagai hukum dapat
diselesaikan, seperti hukum menyambung silaturahmi dengan orang yang
memiliki hak atasnya, hukum pernikahan, pewarisan, dan sebagainya. Di samping
itu, taaruf juga berguna untuk saling bantu. Dengan saling bantu antar
individu, bangunan masyarakat yang baik dan bahagia dapat diwujudkan.
Orangtua jadi
panutan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ
بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ
بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ
تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Wahai orang-orang
yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi
saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan.”
Ketika mengajarkan toleransi, orangtua hendaknya menjadi panutan bagi
anak-anak. Mengajarkan sikap toleran bisa dimulai dari keluarga. Anak bisa
diajarkan saling kasih sesama saudara.
Komentar positif
Anak-anak akan selalu bertanya kepada orangtuanya ketika menonton
tayangan di televisi, membaca majalah, Koran, atau berita dari media social. Ketika ditanya oleh si kecil, Anda harus
memberikan komentar positif dari setiap berita tersebut, bersifat netral, namun
tetap berpegang kepada kaidah-kaidah agama yang diajarkan oleh Allah dan
Rasulullah Saw.
(*)suyudlukman
KOMENTAR