Foto: source youtube RamahNUsantara, Jakarta - Sebuah pesan berantai tentang surat " c1nta buat Pak Mahfud" beredar d...
Foto: source youtube |
RamahNUsantara, Jakarta - Sebuah
pesan berantai tentang surat "c1nta buat Pak Mahfud" beredar dari WhatsApp Group (WAG). Surat ditujukan kepada Mahfudz MD, setelah tayang dalam acara Indonesia Lawyers
Club (ILC) di tvOne, Selasa, 14 Agustus 2018, pada program acara ILC tvOne
yang berjudul "Kejutan Cawapres: Antara Mahar Politik dan PHP",
Mahfud menceritakan kronologi sehingga dia batal terpilih sebagai cawapres
Jokowi. Dia juga membeberkan soal percakapannya dengan Ketua Umum Partai
Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar soal pertemuannya dengan Ma'ruf Amin dan
Said Agil Siradj di kantor PBNU, 8 Agustus 2018.
Pesan berantai, "c1nta buat Pak Mahfud" seperti diterima ramahnusantara.com, Rabu (15/8/2018), berbunyi seperti ini:
ILC kali ini menarik, meski saya sangat jarang nonton tivi,
tapi karena banyak sekali yang berbicara tentang Pak Mahfud dan Kyai-kyai saya,
Kyai Ma'ruf Amin dan juga Buya Kyai Said Aqil, akhirnya saya tonton
berulang-ulang, tidak pake potongan watsapp atau Youtube, di rumah saya ada
fasilitas on demand alias sesuai permintaan, bisa putar ulang, jadi bisa nonton
khusyu' dan tidak setengah-setengah.
Banyak orang menghujat - alasannya mungkin karena melihat
Pak Mahfud yang sangat marah dengan sikap yang diambil Kyai Ma'ruf dan Kyai
Said terhadap dirinya yang dianggap bukan "kader NU". Saya jawab,
kalo iya memang kenapa? toh kami keluarga besar NU, lebih-lebih beliau-beliau
yang di strutural NU punya mekanisme sendiri, harapan, serta cara untuk meloloskan
siapa yang akan didampingkan dengan Jokowi. Apa ini salah? sama sekali tidak.
NU adalah ormas terbesar, yang gerak juangnya adalah demi kemashlahatan ummat
sesuai khittoh, saya yakin jika Pak Mahfud adalah kader NU yang baik akan
memaklumi sikap mereka, sadar bahwa ini adalah sebuah keniscayaan dalam
dinamika organisasi.
Tapi apa kemudian Pak Mahfud harus pasrah dengan sikap
keluarga besar NU yang jelas-jelas menolak dirinya? disini keadaan seharusnya
memaksa Pak Mahfud untuk terus melakukan silaturahim, melobi dan menjelaskan
kepada PBNU, bahwa Indonesia jelas membutuhkan dirinya, dan dialah yang pantas
mendampingi Jokowi dengan menyampaikan seribu alasan. Di Nahdlatul Ulama hal
seperti ini biasa, Pak Mahfud tau itu, sambil ngopi dan ketawa ketiwi
sepuasnya. Buat umat dan bangsa ini, apa sih yang engga diberikan oleh NU?
Cara yang dilakukan Kyai Ma'ruf apakah salah? jawabnya
tidak. sama sekali tidak salah. Sebagai Rois Aam, Kyai Ma'ruf Amin adalah pucuk
pimpinan tertinggi di NU, pada dirinya diamanahkan nahdliyyin yang berjumlah
lebih dari 90 juta jiwa. Seluruh khidmat dan bakti beliau untuk umat. Perlu
kita ingat, bahwa beliau adalah Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa
yang sangat besar sekali andilnya menjadikan Gus Dur sebagai Presiden, Mahfud
malah ikut kena barokahnya, menjadi salah satu menteri GD ketika itu. Nah, saat
ini justeru Kyai Ma'ruf sedang bersiasat, Pak Mahfud malah menyerah tanpa
syarat namun diakhir malah seolah menggugat.
Hujatan dan nyinyiran kemudian membanjiri grup-grup watsap,
anehnya, yang nyinyir justeru kebanyakan dari kader PKS. Kepada mereka, saya
katakan, loh, ko' malah kalian yang justeru sibuk ngurusi dapur kami? Apakah
kalian juga bisa jawab pertanyaan saya, apakah kalian melakukan ini karena
sudah kebagian uang yang 500 Milyar dari salah satu cawapres itu? Jawaban
mereka ah, itu hoax. Kalo memang hoax, kenapa kalian justeru repot ngurusi
ucapan Mahfud, bukannya cari pembelaan saja atas apa yang disampaikan Andi
Arif? bukankah kadar kepercayaannya sama? ini kepada kader PKS, jelas saya
harus tegas dan keras. Sebab, apa pula hak mereka nyinyirin Kyai kami.
Kemudian bagaimana dengan Cak Imin? Pak Mahfud harus sadar
bahwa Cak Imin adalah Ketua Umum Partai, begitu juga Gus Romahurmuziy, seluruh
daya fikir dan gerak mereka untuk membesarkan Partai, mereka berdarah-darah
ngurusin electoral, belum lagi mendamaikan para caleg yang ribut urusan no
urut, jadi bukan hanya memikirkan Pak Mahfud. Pak Mahfud yang mengaku lahir
dari keluarga NU semestinya sadar ini, melobi mereka, berusaha meyakinkan
mereka bahwa Pak Mahfud memang layak untuk diperjuangkan. Jangan malah bilang,
saya kan cawapres yang bukan disodorkan oleh PKB atau partai lain. Ini malah
menyiksa pejuang-pejuang partai Pak. Tolong hargai mereka berjuang mati-matian
membesarkan partai dan berupaya memberikan solusi bangsa ini dari cacian yang
tak kunjung henti.
Sekarang pertarungan di depan mata. Kita akan melihat,
bagaimana Pak Mahfud yang kita cintai melewati setiap jengkal pertarungan.
Harapan kita adalah bahwa kita semua, Pak Mahfud juga seluruh tokoh idola kita
nanti akan melewatinya dengan penuh riang gembira. Bukan tentang siapa yang
salah dan yang benar, tapi tentang siapa yang akan selalu berbuat yang terbaik
untuk Indonesia.
Salam hormat dan takdzim selalu Pak Mahfud...!!!
Mati Urip Nderek Kyai.
Husny Mubarok Amir
Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta
Caleg PKB Dapil 5 Jakarta
KOMENTAR