Foto: Facebook RamahNUsantara, Jepara - Suatu ketika ulama sufi Abu Yazid al-Busthami sedang berjalan sendiri dimalam hari. Lalu dia ...
Foto: Facebook |
RamahNUsantara, Jepara - Suatu ketika ulama sufi Abu Yazid al-Busthami sedang berjalan sendiri dimalam hari. Lalu dia melihat seekor anjing berjalan kearahnya.
Namun ketika sudah hampir dekat, Al-Busthami mengangkat jubahnya kuatir tersentuh anjing yang najis itu. Spontan anjing itu berhenti dan memandangnya.
Entah bagaimana Abu Yazid seperti mendengar anjing itu berkata padanya,
“Tubuhku kering tidak akan menyebabkan najis padamu, kalau pun engkau merasa terkena najis, engkau tinggal basuh 7 kali dengan air dan tanah, maka najis di tubuhmu itu akan hilang. Namun jika engkau mengangkat jubahmu karena menganggap dirimu yang berbaju badan manusia lebih mulia, dan menganggap diriku yang berbadan anjing ini najis dan hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walau kau basuh dengan 7 samudra lautan.”
Abu Yazid tersentak dan minta maaf. Lalu sebagai permohonan maafnya dia mengajak anjing itu untuk bersahabat dan jalan bersama. Tapi si anjing itu menolaknya.
“Engkau tidak patut berjalan denganku, mereka yang memuliakanmu akan mencemoohmu dan melempari aku dengan batu. Aku tidak tahu mengapa mereka menganggapku begitu hina, padahal aku berserah diri pada sang Pencipta wujud ini, lihatlah aku juga tidak menyimpan dan membawa sebuah tulang pun, sedangkan engkau masih menyimpan sekarung gandum.”
Lalu anjing itu pun berjalan meninggalkan Abu Yazid.
Abu Yazid masih terdiam, “Ya Allah, untuk berjalan dengan seekor anjing ciptaan-Mu saja aku tak layak, bagaimana aku merasa layak berjalan bersama dengan-Mu, ampunilah aku dan sucikan hatiku dari najis”
Sejak itu Abu Yazid memuliakan dan mengasihi semua makhluk Tuhan tanpa syarat.
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu Suci.
Dialah yg paling mengetahui tentang orang yg benar - benar bertaqwa.” (QS. an-Najm: 32)
Penulis:
Muhajir Ahmad Jepara
KOMENTAR