Foto: Ilustrasi RamahNUsantara, Yogyakarta - Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ...
RamahNUsantara, Yogyakarta - Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran.
Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti
namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya
sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal
ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya
langgar.
Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van
Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan
belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa
Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa.
Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang
disini makanannya nasi (sego). Snouck
Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice,
bahasa arabnya ar-ruz .
Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi.
Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana
masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet.
Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami
ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya
beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir,
disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi,
disana masih ruz, rice.
Begitu diambil cicak satu, disini namanya
upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus
daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus
janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur,
lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice.
Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg,
pusing.
Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya
mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge
nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau
rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit).
Baca Sebelumnya >> Sejarah Kebesaran Islam Di Indonesia
Baca Selanjutnya >> Cuma Tiga Hal itu Pencirian Islam Indonesia
Baca Selanjutnya >> Cuma Tiga Hal itu Pencirian Islam Indonesia
KOMENTAR