RamahNUsantara, Yogyakarta - Sejarah Kebesaran Islam Di Indonesia Ditulis dari ceramah Gus Muwaffiq, Jogja Alhamdu...
RamahNUsantara, Yogyakarta - Sejarah Kebesaran Islam Di Indonesia
Ditulis dari ceramah Gus Muwaffiq, Jogja
Alhamdulillah, akhir-akhir ini orang merasakan manfaatnya
Nahdlatul Ulama (NU). Dulu, orang yang paling bahagia, paling sering merasakan
berkahnya NU adalah keluarga orang yang sudah meninggal : setiap hari dikirimi
doa dan tumpeng.
Hari ini begitu dunia dilanda kekacauan, ketika Dunia
Islam galau: di Afganistan perang sesama Islam, di Suriah perang sesama Islam,
di Irak, perang sesama Islam. Semua ingin tahu, ketika semua sudah jebol, kok
ada yang masih utuh: Islam di Indonesia.
Akhirnya semua ingin kesini, seperti apa Islam di
Indonesia kok masih utuh. Akhirnya semua sepakat: utuhnya Islam di Indonesia
itu karena memiliki jamiyyah NU. Akhirnya semua pingin tahu NU itu seperti apa.
Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda yang sudah
menceritakan santri NU, namanya Christia
Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah
Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam
Indonesia.
Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda.
Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri.
Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan
Belanda.
Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam,
untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck
Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia
belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham
betul Islam.
Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung:
mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan
dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada.
Baca Selanjutnya >> Mencari Allah disini Tidak Ketemu
KOMENTAR